Suara.com - Aktor Rizal Djibran diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada istrinya, Maesarah Nurzaka, hingga wanita berhijab itu memutuskan bercerai. Lalu, apa alasan korban KDRT bertahan dalam hubungan abusive?
Dalam kasus Sarah, ia mengatakan bertahan karena keluarga. Desakan mertua dan perasaan orang tua yang membuatnya mengurungkan niat untuk berpisah. Padahal, Rizal Djibran sudah berlaku kasar sejak sebulan menikah.
Lalu, hal apa yang membuat para korban mempertahankan hubungan meskipun sangat menyiksa? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Alasan Korban KDRT Bertahan dalam Hubungan Abusive
Baca Juga: Apa Itu Twin Flame? Ini 4 Tanda Kamu Sudah Menemukannya dalam Hubungan Asmara
1. Ancaman
Umumnya, pelaku KDRT akan mengancam korban agar hubungan mereka tak berakhir begitu saja. Mereka bisa saja mengancam menyakiti, meneror korban hingga membunuh. Ada pula pelaku yang melakukan ancaman bunuh diri.
Hal ini dilakukan agar korban tak meninggalkannya atau mencari bantuan untuk keluar dari hubungan yang tak sehat ini. Ancaman ini biasanya membuat korban takut sehingga tak bisa berpikir jernih.
2. Khawatir masa depan anak
Hal lain yang membuat korban bertahan dalam hubungan abusive adalah anak. Khawatir akan masa depan anak, mereka bertahan dengan harapan kesabaran bisa membawa mereka pada akhir yang bahagia.
Baca Juga: Venna Melinda Diduga Alami KDRT, Waspadai 7 Tanda Hubungan Abusive
3. Merasa malu
Banyak orang menganggap pernikahan yang langgeng adalah sebuah goals dan perceraian menjadi aib bagi keluarga. Inilah mengapa sebagian korban KDRT akan bertahan karena malu.
Jika hal ini terjadi, mereka tak hanya malu karena pasangannya ketahuan sering berbuat kasar. Sebaliknya, rasa malu terbesar justru datang dari gagalnya membina rumah tangga.
4. Depresi
Korban KDRT umumnya akan merasa depresi dan hal ini membuat posisinya semakin lemah. Lemah di sini dalam artian tak bisa membela diri atau mencari perlindungan, bahkan ke keluarganya sendiri.
Depresi juga bisa datang dari perlakuan pelaku KDRT yang mengintimidasi korban. Mereka dikekang sehingga semakin terisolasi dan kesulitan mengakses bantuan. Ini adalah salah satu alasan korban KDRT bertahan dalam hubungan abusive.
Perlu diketahui, ada siklus kekerasan yang mudah ditebak dalam KDRT. Teori ini dikemukakan oleh psikolog bernama Lenore E. Walker.
1. Timbul masalah
KDRT akan dimulai dari adanya masalah dalam hubungan yang memantik api pertengkaran. Biasanya salah satu dari mereka akan berusaha mengalah dan umumnya, ini dilakukan oleh korban.
2. Kekerasan dalam hubungan
Setelah upaya memperbaiki keadaan gagal, pelaku mulai melakukan kekerasan. Mereka umumnya menindas, menyiksa dan berbuat kasar untuk pelampiasan emosi. Sayangnya, korban kerap merasa pantas diperlakukan seperti itu karena gagal memperbaiki keadaan.
3. Bulan madu
Pada tahap ini, pelaku akan meminta maaf pada korban karena merasa bersalah. Mereka tak segan memberi hadiah dan merayu, berjanji akan memperbaiki perbuatannya.
Dalam kasus berbeda, pelaku justru akan bersikap normal, seolah tak pernah melakukan kekerasan. Mereka menjalani rutinitasnya seperti biasa seakan tak ada hal negatif yang terjadi.
4. Masa tenang
Tahap ini adalah masa di mana mereka menjalani hari dengan baik, bahkan bisa menikmati hari berdua dengan damai seperti pasangan normal lainnya. Mereka dapat beraktivitas seperti biasa.
Namun, jika suatu saat muncul masalah, beberapa fase sebelumnya di atas akan terulang lagi dan berputar seperti itu seterusnya. Umumnya, alasan korban KDRT bertahan dalam hubungan abusive adalah berharap keadaan akan membaik.
Kontributor : Rima Suliastini