Suara.com - Pevita Pearce curi perhatian lagi lewat aktingnya. Kali ini, aktor 30 tahun itu memainkan peran yang tidak biasa dalam series terbarunya, Katarsis, sebagai psikopat. Peran seperti itu rupanya baru bagi Pevita.
Meski series tersebut baru akan tayang hari ini, 16 Februari, netizen di Instagram rupanya telah penasaran dengan karakter Pevita yang memainkan tokoh Tara Johandi. Pada series tersebut rupanya diceritakan kalau Tara memiliki trauma atas kematian orang tua angkatnya hingga berubah menjadi psikopat saat dewasa.
Ketika membuka sesi tanya jawab di Instagram story, Pevita pun ditanya oleh netizen apakah pada kehidupan nyata dirinya juga memiliki sikap tersebut.
"Aslinya psikopat beneran ga kak?" tulis seorang netizen.
Baca Juga: Alur Cerita Red Dragon (2002): Berburu Psikopat Sadis dengan Bantuan Dokter Gila! (Bagian 1)
"Hanya ada satu cara untuk tahu itu," balas Pevita sambil menggunakan filter kucing pada wajahnya.
Psikopat sebenarnya istilah yang dulu digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki emosi, perasaan, dan hati nurani. Tetapi, dalam istilah medis, kondisi seperti itu sebenarnya tidak disebut sebagai psikopat, melainkan gangguan kepribadian antisosial.
Dikutip dari Alodokter, seorang psikopat dapat memiliki sikap yang bertentangan dengan norma-norma sosial, kurang bertanggung jawab, sulit membedakan perilaku yang baik dan buruk, serta kurang memiliki rasa empati. Selain itu, seorang psikopat juga bisa bersifat manipulatif, gegabah, dan berperilaku kasar terhadap orang lain.
Meski banyak digambarkan adegan berdarah-darah pada series tersebut, belum jelas tindakan psikopat seperti apa yang dilakukan Pevita saat memerankan karakter Tara.
Dalam cerita Katarsis itu digambarkan kalau Tara sebagai gadis muda yang menjadi saksi mata tunggal dari tragedi perampokan rumahnya di Bandung yang menewaskan orang tua angkatnya. Pihak kepolisian menemukan Tara dalam kondisi traumatis setelah disekap dalam sebuah kotak kayu.
Pihak berwajib menduga bahwa pelaku perampokan dan pembunuhan tersebut merupakan penjahat yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan buron selama 20 tahun akibat kasus pembunuhan.
Polisi terus melakukan penyelidikan terhadap kasus yang menimpa Tara dan orang tua angkatnya. Beberapa kejanggalan berhasil ditemukan selama proses penyelidikan berlangsung.
Sementara itu, Tara berusaha menghilangkan rasa traumanya yang berat dengan bantuan dari psikiater bernama Alfons. Sang psikiater menduga bahwa Tara menyimpan sebuah rahasia yang menjadikannya berkepribadian tertutup.
Di tengah proses penyembuhan jiwa Tara itu, muncul teman masa kecilnya yang bernama Ello. Ello juga berusaha untuk mencari tahu latar belakang kehidupan Tara karena ia mencintainya.