Suara.com - Respon tak biasa Nycta Gina yang pilih tidak lapor polisi jika mendapat KDRT (kekerasan rumah tangga) oleh Rizky Kinos. Hal ini memancing perdebatan netizen.
Fakta ini diungkap Nycta Gina saat berbincang dengan Maia Estianty di kanal YouTube Maia AL EL DUL TV dilihat suara.com, Selasa (14/2/2023). Ibu dua anak itu memilih pulang ke rumah orangtuanya dalam kondisi lebam jika mendapat KDRT dari suaminya.
"Gina akan pulang aja ke rumah orangtua. Udah lah ya mas, sampai di sini aja. (Langsung cerai ya?) Iya," ungkap Gina.
Gina menambahkan bahwa ia enggan melaporkan perilaku Kinos ke polisi jika mendapatkan KDRT, karena menurutnya lapor hanya memperumit masalah yang terjadi.
"Lapor nggak ya, ribet ah bun, jadi aku cerai aja," papar Gina.
Netizen yang mendengar penjelasan Gina malah asik berdebat, ada yang setuju dengan alasannya karena melapor hanya membuat malu, yang hasilnya menyebabkan perasaan tidak nyaman.
"Aku sih setuju, mending cerai aja simpel. habis lapor kumpul lagi kan malu," ungkap @cimengputri.
"Cerdas, habis uang, habis tenaga saling benci. Agak panjang urusan, eh besoknya dah gendong-gendongan," timpal @muahammadhara.
Selain itu beberapa netizen juga tidak mempermasalahkan jika ingin melaporkan tindakan KDRT yang dialaminya, tapi tetap mengingatkan jika sudah melaporkan jangan menarik kembali laporan.
Baca Juga: Nycta Gina Pilih Cerai Jika Rizky Kinos KDRT, Warganet: Nyindir Lesti Kejora sama Billar Ya?
"Pilihan nggak apa-apa juga kan beda-beda, yang penting kalau sudah lapor, pastiin aja udah yakin. Jangan ragu kalau sekiranya ragu masih kasihan sama suaminya nggak usah lapor daripada udah lapor nanti dicabut, repot nantinya apalagi publik figur," timpal @mei.nurhayati75.
Sementara itu mengutip data Press Books 70 persen atau mayoritas kasus KDRT tidak pernah melaporkan kondisi yang polisi. Bahkan hanya 5 persen kasus pelecehan seksual yang dilaporkan ke polisi.
Selain itu, ada juga berbagai alasan mengapa korban KDRT tidak melapor yang umumnya merasa takut, kondisi geografisnya, minoritas, malu hingga stigma korban malah berbalik disalahkan oleh lingkungan sekitar.