Suara.com - Sejumlah orang mungkin takut terpapar sinar matahari berlebihan, terutama terkena pajanan ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB).
Paparan sinar matahari berlebihan bisa menyebabkan masalah pada kulit secara langsung juga jangka panjang. Dermatologis dr. Srie Prihianti, Sp.KK(K). PhD., menjelaskan bahwa UVA dan UVB memang jadi penyebab munculnya masalah kulit tersebut.
Tetapi, seperti apa sih perbedaan antara UVA dan UVB?
Sebelum membahas itu, dokter Srie menjelaskan bahwa efek paparan sinar matahari berlebihan bisa terasa secara langsung dengan munculnya iritasi, kulit kemerahan hingga terbakar atau sun burning.
Baca Juga: Kulit Sering Biduran Kalau Lama Kena Sinar Matahari? Ini Kata Dokter
Sedangkan efek jangka pajang dari paparan sinar matahari berlebihan menyebabkan kemunculan keriput lebih cepat juga flek di wajah.
"Kemerahan, perih itu disebabkan UVB. Tapi secara tidak sadar sebenarnya terpapar UVA juga tapi efek gak langsung terasa, nanti jangka panjang. Awalnya bisa tanning, tapi jangka panjang bisa sebabkan kerutan, flek, sampai skin cancer," jelas dokter Srie saat konferensi pers peluncuran sunscreen Anthelios UVMUNE 400 dari La Roche Posay di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Ia menambahkan, UVB menyebabkan efek langsung karena panjang gelombangnya hanya mampu menembus kulit bagian luar.
Sedangkan UVA memiliki gelombang lebih panjang sehingga mampu masuk sampai lapisan dalam kulit tempat serabut kolagen hingga elastin berada, itu yang menyebabkan jarjngan sel rusak dan menyebabkan kerutan.
"Yang perlu kita pelajari bahwa panjang gelombang UVA ada 2 gelombang, UVA1 panjang gelombang 360 sampai 380 nm dan ultra long UVA panjangnya 380 sampai 400 nm mampu penetrasi ke kulit juga sangat dalam. Dan 30 persen paparan sinar matahari itu yang ultra long bisa penetrasi ke kulit," jelasnya.
Saat terpapar matahari, komposisi UVA juga lebih banyak dibandingkan UVB, lanjut dokter Srie. Sinar UVA telah ada senak matahari terbit. Sedangkan kandungan UVB baru meningkat sekitar pukul 9-10 pagi.
Setelah itu, akan bercampur antara UVA dan UVB. Tetapi, saat sudah siang hari, kadar UVB kembali turun sedangkan UVA akan tetap ada sampai matahari tenggelam, meskipun cuaca mendung.
Itu sebabnya, dokter Srie menyarankan agar masyarakat selalu menggunakan proteksi, salah satunya sunscreen, untuk melindungi kulit dari sinar UVA.
"Kalau UVA, walaupun kitandi mobil pakai kaca film itu tetap masuk. Kaca film hanya memantulkan UVB. Maka UV protection tetap kita perlukan walaupun berada di indoor," pesannya.
Perbedaan lain yang juga penting diketahui bahwa UVB bisa dihindari dengan memakai pakaian panjang. Sementara UVA dengan kekuatan panjang gelombangnya masih mampu menembus kain pakaian dan sampai ke kulit.