Suara.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengirimkan relawan tenaga medis untuk membantu menangani korban gempa di Turki.
Relawan tim medis yang dikirimkan berasal dari Pusat Krisis Kemanusiaan PB IDI. Tidak hanya itu tim relawan juga berasal dari berasal dari organisasi profesi dibawah naungan PB IDI, seperti Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Anestesi Indonesia (PERDATIN), Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI), serta epidemiolog.
“Kerjasama semacam ini sangat penting untuk respons cepat jika terjadi keadaan darurat kesehatan. IDI akan selalu menjadi mitra strategis pemerintah dalam situasi apapun terutama dalam kondisi darurat, karena dalam situasi seperti ini dibutuhkan kemampuan untuk menyatukan tim medis dengan keahlian yang sangat spesifik,” kata Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT.
Relawan tim medis IDI kan bergabung bersama stakeholder sebagai bagian EMT (Emergency Medical Team) Indonesia yang dikirimkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Nantinya juga akan menyatu bersama relawan medis dari seluruh dunia untuk membantu korban gempa di Turki dan Suriah yang hingga 12 Februari 2023) telah memakan korban sebanyak 33,181 meninggal dunia di kedua negara.
Baca Juga: Pimpinan KPK Dipastikan Hadir Dampingi Penyidik dan Tim IDI Periksa Lukas Enembe di Papua
Total terdapat 119 relawan tim medis baik dari IDI, TNI - Polri dan organisasi profesi lainnya seperti perawat, apoteker, dan lainnya), dan NGO yang berangkat bersama menuju Turki dalam satu pesawat.
Tim EMT Indonesia ini akan fokus menangani kegawatdaruratan awal korban gempa yakni kasus-kasus yang berkaitan dengan patah tulang dan cedera lainnya, penanganan kasus-kasus emergensi anak dan bayi baru lahir, ibu hamil dan baru melahirkan, serta kasus medis lainnya yang dibutuhkan.
Tim Kemanusiaan juga sudah mempersiapkan Rumah sakit lapangan dengan peralatan dan logistik yang dibutuhkan.