Sudah Ketemu? Ini 5 Ciri Tempat Kerja yang Baik: Perusahaan Percaya ke Karyawan!

Senin, 13 Februari 2023 | 08:10 WIB
Sudah Ketemu? Ini 5 Ciri Tempat Kerja yang Baik: Perusahaan Percaya ke Karyawan!
ilustrasi bekerja (pexels/Kampus Production)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang mendambakan bekerja di perusahaan ideal yang mementingkan kesejahteraan karyawan. Tapi sayangnya, tidak banyak karyawan tahu ciri perusahaan yang baik, yang bisa jadi pertimbangan sebelum melamar kerja.

Dijelaskan HR Director of Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste, Sondang Saktion mengatakan perusahaan yang mementingkan kesejahteraan karyawan, menandakan bahwa perusahaan tersebut percaya kepada karyawannya.

Sehingga alih-alih memberikan jadwal yang ketat dan menerapkan pola kerja otoriter, tapi dengan berfokus pada kesejahteraan karyawan, efeknya karyawan merasa bersemangat bahkan bisa meningkatkan kinerja perusahan tersebut.

ilustrasi pekerjaan di masa depan (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pekerjaan di masa depan (freepik.com/pressfoto)

"Saya percaya keluarga dan pekerjaan atau kehidupan pribadi kita harus punya, kesenangan atau hobi harus jalan seimbang, jadi nggak harus kerja saja. Kalau bekerja saja pasti akan stres, mental health terganggu, hidup dia jadi terganggu jadi perusahaan sulit juga," ungkap Sondang kepada awak media beberapa waktu lalu di Jakarta Selatan.

Baca Juga: Karyawan Lembur Tak Dibayar, Kemnaker: Kok Masih Terjadi Hal Ini

Lebih lanjut perempuan yang punya fokus kesetaraan gender di Schneider Electric itu mengungkap 5 ciri tempat kerja ideal, yang mementingkan kesejahteraan karyawan bisa meningkatkan produktivitas karyawan sekaligus.

1. Memiliki Karyawan Suku dan Gender Beragam

Menurut Sondang, dengan beragamnya suku dan jenis kelamin karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut juga akan membuat gagasan, ide dan solusi yang beragam dari berbagai sudut pandang. Sehingga lebih dari 50 persen pekerja merupakan perempuan.

"Contohnya di kami itu dari total 3.800 karyawan di Indonesia, 50 persennya merupakan perempuan, dan lebih dari 20 persen jabatan pemimpin tim diduduki oleh perempuan. Akan ada 7 komite eksekutif perusahaan yang diduduki perempuan," jelas Sondang.

2. Melihat Skill Bukan Gender

Baca Juga: BTN Solusi Karyawan Gramedia Punya Rumah dengan KPR

Sadar betul perusahaan yang dipimpin atau tempatnya bekerja bergerak di bidang engineering atau bidang teknik alias mesin, maka banyak orang menganggap hanya karyawan lelaki yang dibutuhkan tapi nyatanya tidak. Apalagi tidak menutup kemungkinan perempuan juga mampu menguasai bidang ini.

"Jadi kalau di kita itu, akan lihat skill saat wawancara. Tapi perlu terus diedukasi juga HR manager juga harus mature (dewasa), mendukung keberagaman yang ujung-ujungnya melihat skill, karena banyak ide inovatif, kalau dari satu jenis kelamin mirip pasti cara berpikirnya," jelas perempuan lulusan S2 Manajemen Sumber Daya Manusia di Monash University itu.

3. Fleksibel Work From Home (WFH)

Sondang sadar betul pandemi mengubah cara kerja banyak perusahaan, sehingga tidak melulu ke kantor. Menariknya dengan bekerja dari rumah banyak perusahaan mengaku lebih produktif, karena tidak harus keluar macet di jalan, berdandan yang memakan waktu dan lebih fleksibel mengatur jadwal.

"Jadi ada juga kebijakan 3 hari kerja ke kantor, 2 hari WFH dari rumah, dan itu juga bisa fleksibel selama koordinasi tetap baik," sambung perempuan yang juga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada itu.

4. Karyawan Perempuan Tidak Dimarjinalkan

Banyak anggapan bahwa karyawan perempuan lemah, sulit diajak susah dan bekerja keras, apalagi tidak sedikit perusahaan yang merasa perempuan akan menemui banyak halangan dalam bekerja, karena ada cuti melahirkan, cuti anak sakit dan sebagainya.

"Tapi faktanya produktivitas kita walau mayoritas 50 persen perempuan tetap bagus. Ini karena kalau kita memberikan kepercayaan kepada karyawan, mereka juga akan merasa terhubung juga untuk perusahaan dan memberikan yang terbaik," papar Sondang Saktion.

5. Memberikan Cuti Keluarga dan Cuti Suami

Perempuan yang juga HR Director Power System East Asia & Japan ini mengatakan saat perusahaan ikut memikirkan kesejahteraan karyawan, maka karyawan akan lebih fokus dan bisa leluasa bekerja dan berkarya memberikan yang terbaik semampunya.

Inilh sebabnya cuti keluarga, di luar cuti tahunan, dimana karyawan bisa mengambil cuti untuk berwisata maupun berlibur dengan keluarga, dan melepas penat. Ada juga cuti suami selama 20 hari saat istri melahirkan juga sangat membantu, membuat karyawan lebih bahagia saat mereka kembali bekerja.

"Jadi kita juga melaksanakan day care, biasanya setelah lebaran mbak-mbak (baby sitter) belum datang. Jadi semi kenyamanan para ibu yang juga karyawan di sini, ada TPA (tempat penitipan anak) selama seminggu di sini, jadi para ibu bisa bolak-balik," tutup Sondang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI