Kisah Pilu Korban Kekerasan Online, Foto Payudara Tersebar Hingga Dikeluarkan Dari Sekolah

Jum'at, 10 Februari 2023 | 09:41 WIB
Kisah Pilu Korban Kekerasan Online, Foto Payudara Tersebar Hingga Dikeluarkan Dari Sekolah
Ilustrasi Kekerasan Berbasis Gender Online. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Butuh jalan panjang bagi korban Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) untuk bisa pulih dari peristiwa yang dialaminya. Sebab, sebagaimana kekerasan jenis lainnya, KBGO juga termasuk tindakan kriminal yang merugikan gender tertentu, terutama perempuan.

Seperti kisah seorang penyintas KGBO, Dara Ayu Nugroho, yang sampai disorot oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Dara mengalami KGBO saat masih berusia 13 tahun akibat foto payudaranya tersebar pada grup sekolahnya.

“Pada saat itu saya bersekolah di salah satu Pesantren ternama di daerah Jakarta Selatan. Usia saya saat itu 13 tahun dan belum mengenal apa itu kekerasan seksual," kata Dara mengawali ceritanya, saat hadir dalam peringatan Safer Internet Day 2023 di Jakarta, berdasarkan rilis KemenPPPA, Kamis (9/2/2023).

seorang penyintas KGBO, Dara Ayu Nugroho. (Kemen PPPA)
seorang penyintas KGBO, Dara Ayu Nugroho. (Kemen PPPA)

Ketika itu, Dara sebenarnya sedang mengidap radang payudara. Lantaran tinggal berjauhan dengan orangtuanya, ia sering memberi kabar dengan mengirimkan foto kepada ibunya melalui percakapan pondel.

"Namun saya tidak menyangka foto yang harusnya jadi privasi saya itu tersebar luas di pesantren saya,” cerita Dara.

Tragedi itu bermula saat salah seorang senior laki-laki di sekolahnya datang ke rumah Dara untuk menjenguknya. Di tengah obrolan mereka, senior itu sempat meminjam telepon genggam Dara dan meminta izin untuk digunakan berkomunikasi dengan orangtuanya. Saat itu lah Dara menjadi korban KBGO akibat ulah seniornya tersebut.

“Saya sama sekali tidak punya pikiran buruk kepada orang lain bahwa akan ada orang yang lancang membuka handphone dan mengirimkan foto di galeri saya. Pada saat itu foto yang dia (senior Dara) kirim adalah foto bagian dada saya ke grup angkatannya dan dia menuliskan pesan seolah-olah itu (mengirim foto) perbuatan saya,” lanjut Dara.

Setelah foto tersebar hingga diketahui para guru, Dara langsung mendapatkan hujatan dari seluruh temannya juga perlakuan diskriminasi dari para guru.

“Saya juga dihujat oleh guru-guru yang menurut saya harusnya melindungi. Tapi yang mereka pikirkan bukan saya sebagai korban, tetapi menurut mereka itu dianggap menyimpang dan harus dikeluarkan dari sekolah,” ucap Dara.

Baca Juga: Kronologi Pengamen Siksa Anak Kandung Sampai Meninggal di Cimahi, Polisi Ungkap Motif

Akibat peristiwa itu, Dara sampai kehilangan kepercayaan diri, semangat, dan merasa bukan sebagai perempuan baik. Beban yang dirasakan cukup panjang, namun dia sangat bersyukur karena kehadiran ibunya yang menguatkan dan membantunya dapat bangkit kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI