Suara.com - YouTuber Gita Savitri alias Gitasav blak-blakan mengatakan anak sebagai beban, sehingga ia dengan suaminya, Paul Partohap memilih childfree. Memang gimana sih kedudukan anak dalam Islam?
Pernyataan Gitasav ini dikatakan saat melakukan siaran langsung atau live di Instagram bersama Paul. Di sana perempuan berusia 30 tahun itu membenarkan tudingan netizen yang mengatakan bagi keduanya seolah anak adalah beban.
"Iya buat gue (punya anak) beban, buat elu kan bukan, anugerah. Buat gue beban makanya gue nggak mau," ujar Gitasav dalam potongan video yang dibagikan akun instagram @insta_julid, Kamis (9/2/2023).
Meski mengakui jika anak adalah beban, namun Gitasav merasa tidak salah dengan itu karena semuanya adalah pilihan. Bahkan ia rela disebut sebagai perempuan bermulut 'sampah'.
Baca Juga: Kini Ogah Punya Anak Biar Awet Muda, Dulu Gitasav Pernah Bilang: Insya Allah Mau Punya Dua Anak
Perdebatan ini membuat netizen penasaran bagaimana agama Islam memandang kedudukan seorang anak yang dilahirkan kedua orangtuanya. Apalagi di Indonesia adanya anggapan bahwa anak adalah rezeki yang dititipkan Allah.
Sementara itu mengutip NU Online, ada 4 posisi anak dalam Al-quran dan keempatnya tidak selama baik. Posisi itu yakni anak sebagai amanah atau penyejuk hati, anak sebagai perhiasan, anak sebagai fitnah atau ujian dan ajak sebagai musuh.
1. Anak sebagai Penyejuk Hati
Ini adalah saat anak berada di situasi terbaik dan tertinggi, jadi tidak heran jika melihat ada anak yang berbakat jadi pemimpin, berbakti pada hingga bermanfaat untuk sesama, sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Furqan ayat 74.
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,".
Baca Juga: Sebut Childfree Resep Awet Muda Alami, Gita Savitri Disemprot Sarah Sechan
2. Anak sebagai Perhiasan
Kondisi ini yaitu saat anak harus dijaga, diperhatikan dan disayang selaiknya perhiasan dan harta yang dimiliki kedua orangtuanya. Sebagaimana dijelaskan dalam al-qur'an surat Al-Kahfi ayat 46, sebagai berikut:
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan,".
3. Anak sebagai Ujian
Maksud dari makna ini yaitu karena anak juga harta yang harus dijaga maka dianggap sebagai ujian, terlebih jika anak tidak dijaga dan diajarkan amalan-amalan baik, maka bisa jadi cobaan lebih berat di kemudian hari, seperti yang tertulis dalam surat At-Taghabun ayat 15:
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar,".
4. Anak sebagai Musuh
Islam dalam al-quran meminta umatnya agar berhati-hati, karena anak atau istri bisa menjadi musuhnya. Maksud musuh di sini yaitu saat mereka menghalang-halangi dari jalan Allah SWT, seperti yang tertulis dalam surat At-Taghabun ayat 14 sebagai berikut:
"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,".