Kedua, Hidup di Dunia Fantasi
Karena kenyataan yang ada tidak mendukung pandangan terlalu tinggi yang mereka miliki, orang-orang ini cenderung hidup di dunia fantasi. Dunia ini ditopang dengan distorsi dan kebohongan pada diri sendiri sehingga cocok untuk apa yang ada di dalam bayangannya. Fantasi ini melindungi mereka dari rasa malu sehingga semua fakta yang bertentangan bisa diabaikan.
Ketiga, Butuh Pujian dan Kekaguman
Secara konstan, dua hal ini menjadi kebutuhan harian seseorang dengan kondisi star syndrome. Rasa superioritas yang dimiliki harus ‘diberi makan’ dengan adanya pujian yang ditujukan padanya dan kekaguman yang terus-menerus mengalir.
Tanpa dua hal ini, ego mereka akan kelaparan. Maka dari itu, ia cenderung bersama orang-orang atau lingkungan yang selalu memberikannya pujian.

Keempat, Merasa Berhak untuk Apapun
Merasa paling istimewa, mereka kemudian beranggapan berhak atas apa pun yang mereka inginkan. Mereka mengharapkan perlakuan lebih sebagai hak yang wajib didapat.
Mereka percaya apa pun yang diinginkan, wajib didapatkan. Ada harapan bahwa lingkungannya harus menuruti semua keinginan mereka.
Kelima, Eksploitasi Orang Lain Tanpa Rasa Bersalah
Baca Juga: Aksi Ibu Muda Predator yang Cabuli 17 Anak di Jambi Disebut Cougar, Apa Itu?
Mereka tidak pernah mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan orang lain. Tidak bisa menempatkan diri pada posisi orang lain juga jadi ciri star syndrome.