Suara.com - Kisah viral seorang ibu di Jambi yang melakukan pelecehan ke sejumlah anak hingga kini masih menjadi perhatian. Apalagi, perbuatan pelaku kepada korban dinilai terlalu parah untuk usia anak di bawah umur.
Dari pihak kepolisian sendiri menjelaskan kalau pelaku memaksa korban laki-laki untuk menyentuh organ vitalnya. Sementara itu, para korban perempuan dipaksa untuk menonton kejadian tersebut secara langsung.
Tidak tanggung-tanggung, pelaku juga sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka dan memaksa anak-anak itu untuk melihat dirinya berhubungan seksual dengan suaminya. Padahal, berbagai tindakan paksaan terkait seksual ini memberikan efek trauma yang mendalam pada anak-anak tersebut.
Efek dari pelecehan seksual ini tidak hanya memberikan efek buruk kepada korban, tetapi juga keluarga. Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi., mengatakan, aksi dilakukan ibu berinisial NY itu bisa membuat perasaan terkejut bagi para keluarga. Apalagi, keluarga mengetahui masalah tersebut secara tiba-tiba.
“Tentunya apabila keluarga tidak pernah mengetahui hal ini, reaksi shock atau terkejut dan mempertanyakan dapat menjadi efek pertama yang muncul ketika mendengar kejadian tersebut,” ungkap Veronica saat dihubungi Suara.com, Senin (6/2/2023).
Pelecehan seksual yang dilakukan itu juga mendorong berbagai perasaan negatif bagi anggota keluarga. Perasaan ini juga bisa terkait rasa bersalah kepada korban karena tidak bisa menolongnya saat kejadian
“Sebagai anggota keluarga bisa merasakan berbagai perasaan negatif seperti malu, marah, sedih, bersalah, dan sebagainya,” jelas Veronica.
Veronica mengatakan, penting untuk melakukan pencegahan agar pelecehan seksual tidak terjadi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah pelecehan seksual di antaranya
- Penting untuk orang tua mengajarkan pengetahuan seksual dasar untuk anak-anak. Hal ini mengenai area tubuh yang privat atau pribadi yang tidak boleh diperlihatkan apalagi disentuh oleh orang lain, dan sebaliknya.
- Memberitahukan kepada anak untuk jangan takut dan malu untuk melaporkan atau memberitahukan kepada orang tua hal-hal yang dirasa tidak nyaman atau mengganggu untuk mereka.
- Pantau aktivitas anak, apa aktivitasnya seharian, apa yang dilakukan dan bersama siapa. Jangan lupa untuk memberikan perhatian kepada anak atas kondisi fisik, emosi perasaan, perilaku, dan juga bagaimana ia berpikir tentang berbagai hal-hal. Dengan demikian orang tua akan lebih mudah mendeteksi bila terdapat hal-hal yang dirasa mencurigakan.
Selain beberapa poin di atas, penting bagi orangtua juga dekat secara emosional dengan anak. buat anak agar bisa merasa aman, nyaman dan percaya untuk menceritakan apa saja kepada orang tuanya. Luangkan waktu untuk mengajak anak ngobrol , beraktivitas, dan bermain bersama.
Baca Juga: Gempar! Modus Buka Jasa Rental PS, 17 Anak Jadi Korban Pelecehan