Suara.com - Layanan bayi tabung atau In vitro fertilization (IFV) menjadi salah satu cara bagi pasangan suami istri yang alami gangguan kesuburan tetap bisa memiliki anak. Tetapi, layanan tersebut memang tidak murah.
CEO Primaya Hospital Group Leona A. Karnali menyebut kalau layanan bayi tabung sebenarnya makin banyak diminati masyarakat Indonesia. Tetapi, kebanyakan pasangan masih memilih lakukan program tersebut di rumah sakit luar negeri.
"Peminat bayi tabung terus meningkat hingga 20 persen setiap tahun. Sayangnya belum terlalu bisa diakses karena relatif mahal juga belum banyak tersedia jadi sulit dijangkau. Untuk itu kita hadir bisa berikan fasilitas yang dapat dijangkau," kata Leona saat konferensi pers peluncuran Smart Fertility Clinic di RS Primaya Evasari, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Wakil Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof. dr. Budi Wiweko, Sp.OG., juga menyampaikan bahwa perlu ada rumah sakit yang mempunya program bayi tabung dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Gak Ada Akhlak! Seorang Ayah di Karawang Cabuli Anak Kandung Selama 7 Tahun Hingga Melahirkan Bayi
"Tentunya kita ingin agar layanan fertilitas lebih terjangkau. Karena ini tidak masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Lebih dari 50 persen mereka harus keluar uang sendiri," kata prof Budi.
Penyebab mahalnya layanan bayi tabung itu rupanya disebabkan sejumlah faktor.
Dikatakan oleh pihak perusahaan penyuplai suplemen kesehatan, Direktur Utama PT. Anugerah Bangsa Indonesia Ade Gustian Yuwono, bahwa salah satu beban mahal dari bayi tabung sebenarnya karena ketersediaan obat juga tenaga medis.
"Supply chain sebenarnya yang bikin mahal. Jadi mulai dari ketersediaan obat, ketersediaan tenaga ahli, kemudian juga dari sisi ruang," ungkapnya.
Bekerja sama dengan Smart IVF, RS Primaya mengklaim mampu berikan layanan bayi tabung dengan harga sepertiga lebih terjangkau. Ade melanjutkan, harga layanan bayi tabung di dua cabang RS Primaya bisa tercapai lantaran rantai pasoknya sudah lengkap.
Baca Juga: Tega! Orang Tua Buang Bayi Laki-laki di Cipatat Bandung Barat
Ade menyebut kalau biasa program bayo tabung secara keseluruhan sampai selesai berkisar Rp65 juta.
"Paket paling awal sangat terjangkau dibandingkan kompetitor sejenis, sudah full tidak sampai Rp2 juta, mulai dari pemeriksaan lab, konsul, dan USG. Untuk layanan total simulasi suntik, IVF berkisar Rp65 jutaan," ungkapnya.
Setiap pasangan yang berencana bayi tabung tentu harus melewati masa screening, salah satunya pemeriksaan hormonal. Pasien juga bisa konsultasi sendiri dengan dokter serta melakukan USG.
Setelah itu pun masih perlu diagnosis dari dokter tentang penentuan bisa tidaknya dilakukan bayi tabung atau sudah cukup dapat terapi secara injeksi.
Setelah stimulasi dilakukan, baru dilanjutkan dengan tindakan untuk mengambil sel telur. kita bantu untuk ekstrak sel telur dari tempat produksi. Kemudian difertilisasi jadi embrio. Kemudian embrio kita simpan di rumah sakit. Itu keseluruhan proses," terangnya.