Konsultan kepemimpinan, Gustavo Razetti pernah menulis, orang yang pura-pura bahagia di media sosial menunjukkan, kebahagiasnnya ditentukan orang lain. Padahal, sosok yang menentukan apakah orang tersebut bahagia adalah dirinya sendiri. Namun, mereka justru bergantung dengan cara pandang agar bisa membuat orang lain terkesan.
3. Menunjukkan masalah harga diri
Orang yang rentan alami kecemasan dan kesepian biasanya menggunakan media sosial secara berlebih. Hal ini membuatnya ingin menunjukkan dirinya bahagia seperti orang lain. Kondisi tersebut juga bisa dibangun karena rasa cemburu sehingga membuat harga dirinya rendah.

4. Dapat membuat penyesalan
Pada dasarnya, hidup hanya sekali. Berpura-pura bahagia di media sosial juga hanya akan membuat hidupnya sia-sia. Ini akan menimbulkan rasa menyesal. Oleh sebab itu, penting mencari kebahagiaan sesungguhnya dan mengambil risiko yang diperlukan.
5. Memberikan harapan palsu kepada orang lain
Berpura-pura bahagia seperti yang disinggung Amanda Manopo nyatanya hanya akan memberikan harapan palsu. Hal ini karena orang lain akan merasa diri sendiri sangat berbeda dengan media sosial. Untuk itu, penting menunjukkan diri sendiri serta bisa menginspirasi orang lain.