Suara.com - Setelah Ferry Irawan mengancam Venna Melinda dengan video telanjang akan disebarkan, maka nantinya ibu Verrell Bramasta itu jadi korban penyebaran konten intim non konsensual atau non consensual intimate images (NCII), memang apa sih dampaknya?
Pengakuan Venna Melinda diancam ini disampaikan langsung kepada awak media. Ia berkata ancaman itu dilontarkan Ferry Irawan saat ia enggan melayani hasrat seksual suaminya.
"(Kekerasan) Itu sampai setengah 9, saya sampai bilang, 'Bi, ini saya mau acara'. Kata dia, 'Nggak apa-apa, kita bikin malu saja. Kan kamu lagi nggak pakai baju, saya juga lagu nggak pakai baju. Jadi kita bikin viral saja'. Di situ saya sudah pasrah," ujar Venna di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Timur, Rabu (2/2/2023).
NCII adalah penyebaran konten intim dengan tujuan untuk mempermalukan korban, Ini karena dalam video atau gambar direkam saat korban tidak sadar, sehingga terlihat saat melakukan hubungan intim atau mempertontonkan pornografi terlihat seolah korban bersedia dan sukarela melakukannya.
Baca Juga: Venna Melinda Semakin Berani Bongkar Tabiat Ferry Irawan, Dapat Ancaman Keras Hingga Dibekap
Banyak orang mengira NCII sama dengan pornografi balas dendam, yang hasilnya membuat orang lain menganggap bawa korban berhak menerima ganjaran, karena sudah melakukan sesuatu kepada pelaku. Sehingga anggapan NCII adalah pornografi balas dendam sangatlah keliru.
Mengutip Cyberights.org, Sabtu (4/2/2023) NCII bisa menyebabkan korbannya alami kerusakan psikologis seperti gangguan stres pasca trauma, kecemasan, dan depresi.
NCII juga membuat korban merasa dikhianati, diekspos dan dipermalukan karena konten hubungan intim, atau bagian tubuh pribadinya disebarkan hingga dilihat banyak orang.
Apalagi tidak jarang pelaku memasukan nama lengkap, alamat email, nomor telepon dan terkadang alamat di samping video atau foto hubungan intim korban.
Hasilnya, korban juga mendapatkan serangan doxing yang mengarah pada terganggunya kehidupan pribadi mereka, dan tidak jarang membuat warganet ikut melakukan pelecehan verbal, mendapat ancaman dari pengguna internet, maupun diserah secara fisik karena didatangi ke tempat tinggalnya.