Suara.com - Belum lama ini viral konten seorang guru di Tiktok yang menjadi sorotan warganet. Pasalnya, konten yang dibuat oleh akun AA Den itu dinilai sedikit berlebihan dan tidak wajar antara guru serta murid.
Konten tersebut sempat diabadikan oleh akun Twitter @tanyakanrl dan diunggah Minggu (29/1/2023). Dalam tangkapan layar tersebut, terlihat guru yang juga pemilik akun AA Den itu sedang berpegangan tangan bersama muridnya.
“Sumpah gue trauma bgt sama guru modelan skinship berlebih gini ke murid, serem,” cuit akun @tanyakanrl.
Sementara itu, pada kolom balasan juga terdapat warganet lainnya yang mengunggah foto guru tersebut melakukan hal serupa. Bahkan, guru itu terlihat beberapa kali membuat konten berpegangan tangan dengan murid.
Baca Juga: Video Salsabila Viral di Twitter dan TikTok, Link Full Beredar di Sosial Media, Begini Penjelasannya
Menanggapi hal tersebut, Komisioner KPAI, Jasra Putra mengatakan, anak-anak sekolah sebenarnya akan merasa lebih nyaman ketika menggunakan media sosial dengan teman sebayanya. Sementara jika anak diminta buat konten dengan orang lebih dewasa dan tidak begitu dekat, ini bisa membuat perasaan tidak nyaman
“Menyampaikan situasi anak anak sekolah, tentu saja lebih nyaman dengan teman sebayanya ketika menggunakan media sosial, seperti berfoto atau merekam video. Tentu saja bila bersama orang dewasa, apalagi tidak mengenal secara dekat, tentu saja anak anak tidak nyaman,” ucap Jasra saat dihubungi Suara.com, Rabu (1/2/2023)
Sementara itu, Jasra, sangat menyayangkan karena anak-anak juga kerap kali diajak membuat sesuatu yang sebenarnya mereka tidak paham. Bahkan, penggunaan lagunya juga tidak sesuai dengan usianya.
“Anak anak seringkali diajak sesuatu, tanpa tahapan partisipasi yang dibangun. Sehingga mereka malu atau tidak siap. Apalagi memerankan adegan orang dewasa yang bernyanyi lagu asmara. Yang mungkin lagu lagunya bukan lagi mereka,” sambungnya.
Oleh sebab itu, seharusnya guru tersebut bisa memberikan pengetahuan jelas terkait aktivitas yang dilakukan. Selain itu, menurut Jasra, guru juga harusnya lebih fokus pada pengembangan cara anak berekspresi serta minat dan hobinya.
Baca Juga: Niat Bobol Toko, Saat Digedor Lari Terbirit-Birit, Warganet Kecewa: Harusnya Tunggu Masuk
Apalagi, saat ini beberapa sekolah biasanya memfasilitasi berbagai cara untuk mengembangkan minat dan hobi siswanya.
“Penting sebelum anak melakukan sesuatu, diberi pengetahuan dan pendapat mereka atas aktifitas yang akan dilakukan. Membangun kapasitas mereka, kemudian diberi kesempatan presentasi atau mengekspresikan karyanya, kemudian di beri feedback para guru. Alangkah baiknya minat dan hobby anak yang disalurkan dan difasilitasi sekolah,” jelas Jasra.
Terkait jika hobi guru tersebut bernyanyi atau membuat konten pada dasarnya tidak masalah. Namun, menurut Jasra, akan lebih baik jika fokus pada pembentukan nilai dan karakter anak di sekolah.
Apalagi, saat ini di media sosial banyak konten-konten yang memang menarik perhatian. Namun, guru juga harus bisa apakah konten tersebut layak secara moral maupun etika yang baik untuk anak muridnya di kemudian hari.
“Namun penting melakukan itu dengan memperhatikan etika, moral, kepantasan dan memiliki makna yang baik untuk bekal anak ke depan. Karena bagaimanapun guru guru mereka adalah figur untuk murid muridnya di sekolah” jelasnya.
Jasra berharap, konten guru tersebut harus bisa mendapat pengawasan bersama pihak sekolah. Selain itu, guru dan sekolah juga harus bisa lebih fokus pada keberhasilan pembelajaran murid.
“Kita berharap pelibatan anak dalam video guru tersebut dapat diawasi bersama di sekolah. Ada yang lebih penting dalam keberhasilan pembelajaran. Yaitu komunikasi yang intens antara guru dan orang tua dalam keberhasilan pendidikan anak,” pungkasnya.