Suara.com - Jelang Libur Hari Raya Idul Fitri 2023 diprediksi workcation, hidden gems, dan frugal level akan mengalami peningkatan tren di masyarakat Indonesia. Sehingga industri pariwisata potensi berkembang di sepanjang 2023 mendatang.
Hal ini tereka, dalam survei Pegipegi Travel Report 2022 yang merangkum dari 450 pelanggan, yang sudah bepergian lebih dari 5 kali sepanjang 2022 terdiri dari 49 persen dan, 44 persen bepergian 2 hingga 4 kali.
Meski ada isu resesi, survei juga menemukan lebih dari 80 persen responden tetap akan bepergian alias traveling hingga akhir 2023 mendatang.
Berikut ini 6 prediksi tren liburan 2023 mendatang, yang bisa jadi pertimbangan, berdasarkan keterangan yang diterima suara.com, Rabu (2/1/2023).
Baca Juga: 3 Penyebab Hodophobia, Rasa Takut saat Akan Bepergian dan Cara Mengatasinya
1. Staycation Tetap Diminati
Staycation di akomodasi terbaik yang terjangkau dari tempat tinggal merupakan pilihan praktis, tapi tetap bisa mengasyikkan bagi travelers, terutama bagi mereka yang memiliki bujet liburan terbatas.
Selain sifatnya yang praktis dan terjangkau, tren ini akan tetap diminati karena memungkinkan travelers melakukan aktivitas menyenangkan bersama anggota keluarga, teman atau pasangan. Sebagian besar layanan akomodasi juga telah berkembang dari sekadar tempat menginap, menjadi tempat untuk menghabiskan waktu liburan berkualitas.
2. Workcation atau Business Leisure Terus Tumbuh
Sebagian besar perusahaan telah melihat dampak positif kebijakan work from home atau flexible working arrangement, baik dari sisi kualitas kehidupan perusahaan hingga performa bisnis.
Baca Juga: Promo Kamar Thematic Pantai Mandeh, Nginep di Hotel Jakarta Serasa Liburan di Sumatera Barat
Hal ini juga berdampak pada munculnya tren workcation, di mana seseorang bekerja atau menjalani aktivitas bisnisnya sembari liburan dengan waktu keberangkatan pada hari Kamis atau Jumat dan pulang di akhir pekan.
Tren ini diperkirakan akan terus tumbuh di tahun 2023 seiring upaya pemerintah yang juga telah mengeluarkan kebijakan visa digital nomad yang memungkinkan para pekerja jarak jauh atau remote worker, datang ke Indonesia untuk bekerja sambil liburan.
3. Hidden Gems dan Glamping untuk Healing
Riset menemukan sebanyak 71 persen responden melakukan traveling untuk healing dan menemukan suasana baru. Penggunaan kata “Healing” yang masif di mesin pencarian Google sebesar 500 persen, dan temuan riset juga mengonfirmasi tumbuhnya wellness tourism.
Wellness tourism yaitu liburan yang menawarkan konsep wisata dengan tujuan menjaga dan memelihara kesehatan mental dan jasmani.
Di tahun 2023 akan semakin banyak masyarakat yang traveling dengan mendekatkan diri ke alam, sambil memanfaatkan momen perjalanannya untuk merawat tubuh, jiwa, dan menyegarkan pikiran.
Selain itu, sebagian kalangan masyarakat, khususnya Gen-Z, akan mengeksplorasi lebih jauh destinasi-destinasi alam cantik di Indonesia yang belum diketahui banyak orang alias hidden gems.
4. Kereta Api, Bus dan Travel Semakin Diminati
Kenaikan transaksi tiket kereta api sebesar 90 persen dan bus dan travel lebih dari 200 persen di Pegipegi dibandingkan tahun 2021, menunjukkan kecenderungan masyarakat yang kembali menikmati romansa momen perjalanannya.
Contohnya seperti bercengkrama dengan partner traveling dan menikmati pemandangan selama perjalanan.
5. Group Traveling Semakin Tumbuh
Setelah berkutat dengan pandemi yang menyebabkan setiap orang membatasi dirinya berinteraksi dengan orang-orang sekitar, membuat travelers menjalin kembali momen kebersamaan dengan traveling bersama orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman.
Travelers akan merencanakan liburan mereka dengan lebih matang untuk memastikan momen kebersamaan saat traveling berjalan lebih menyenangkan.
6. Frugal Travel Jadi Solusi Alternatif
Pegipegi Travel Report 2022 juga menunjukkan, sebagian besar responden mengalokasikan budget per perjalanan dalam rentang Rp 1 juta hingga Rp 5 juta dengan frekuensi traveling yang sering dalam durasi waktu yang singkat.
Potensi risiko resesi ekonomi yang diperkirakan muncul di tahun 2023, akan mendorong masyarakat lebih bijak dalam mengalokasikan budget untuk traveling. Meskipun risiko krisis ekonomi mengancam, masyarakat masih melihat traveling sebagai salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan