Ketika pasangan pertama kali lakukan KDRT, korban harus bisa tegas. Usahakan pasangan tersebut harus meminta maaf dan berjanji akan mengulanginya. Bisa juga beri peringatan tegas jika hal tersebut terulang. Jika perlu lakukan perlawan, jangan pernah takut.
2. Minta bantuan ahli
Jika KDRT berlanjut, coba komunikasikan tentang hubungan. Apakah hubungan tersebut perlu berakhir atau masih berlanjut. Dalam hal ini bisa meminta bantuan dari ahli profesional.
Psikolog maupun konselor akan berguna untuk menemukan jalan keluar yang terbaik. Selain itu, dengan meminta bantuan ahli, kamu dan pasangan dapat dengan leluasa membicarakan masalah yang sering kali muncul dan menjadi memicu pertengkaran hebat.
3. Minta dukungan keluarga dan sahabat
Jika pasangan masih kerap melakukan KDRT, coba untuk memberitahukan keluarga atau sahabat terdekat yang dapat dipercaya. Usahakan untuk hadapi KDRT seorang diri. Dukungan keluarga atau sahabat akan sangat berguna untuk menghadapi rasa stres akibat masalah tersebut. Mereka juga dapat memberikan saran atau solusi atas masalah KDRT itu.
4. Laporkan kasus tersebut
Jika KDRT yang dilakukan semakin parah, segera laporkan hal tersebut kepada Komisi Perlindungan Perempuan. Jangan lupa untuk mengumpulkan semua bukti kekerasan fisik, seperti hasil visum, catatan tanggal peristiwa kekerasan, serta rekaman suara atau video.
Jika KDRT telah mengancam nyawa, kemasi barang-barang berharga milikmu, kemudian bawa anak-anak untuk meninggalkan rumah. Setelah itu, segera melapor polisi untuk mendapatkan perlindungan secara hukum.
Baca Juga: Jalani Pemeriksaan Tambahan, Venna Melinda Sampaikan Bukti Medis Tindakan KDRT