Suara.com - The Last of Us, serial yang diadaptasi dari game dengan judul yang sama ini menyajikan kisah peradaban pasca terjadinya pandemi akibat infeksi jamur cordyceps. Lantas apa itu jamur zombie cordyceps yang muncul di serial The Last of Us?
Dalam The Last of Us, jamur cordyceps itu bermutasi dan menjangkiti inangnya. Pada episode awal series The Last of Us, muncul penjelasan bahwa akan ada jamur yang berkembang dan menginfeksi manusia. Seorang narasumber pun menegaskan manusia akan kalah dari jamur tersebut. Tidak ada obat. Tidak ada vaksin.
Setiap orang terinfeksi jamur ini akan bertingkah aneh dan mengejar manusia lain yang belum menjadi inang sang jamur. Pasalnya, jamur ini menyerang otak, sistem syaraf dan mengendalikan korban seperti pada series tersebut.
Dalam film, setiap orang yang terinfeksi semakin lama semakin kuat. Tahapan para penderita mulai dari runners, stalkers, clickers, bloaters, chamblers, rat king, hingga tahap yang tak terkalahkan lagi. Penderita semakin kuat dan menyebarkan spora jamur melalui udara.
Ternyata, jamur cordyceps benar-benar ada di dunia nyata. Namun, dampaknya tak seperti yang ada dalam kisah The Last of Us. Berikut ini penjelasan ilmiah apa itu jamur cordyceps.
Penjelasan Ilmiah Jamur Cordyceps dalam Dunia nyata
National Library of Medicine menyatakan cordyceps adalah gabungan genus jamur yang tumbuh di serangga. Saat ini telah ada lebih dari 350 spesiesnya di dunia.
Jamur ini adalah jamur parasit yang tumbuh pada larva serangga. Saat menyerang serangga yang diinanginya, jamur cordyceps menghilangkan jaringan lunaknya dan menumbuhkan batang panjang ramping hingga mampu tumbuh di luar tubuh sang inang.
Jamur itu masuk ke tubuh serangga melalui spora yang juga melindungi dan membantunya berkembang biak. Jamur ini memanipulasi perilakunya dan mengarahkan serangga ke daerah yang lembab dan berawa, sehingga dapat diketahui logika series tersebut melalui siklus ini. Tidak ada efek buruk terhadap manusia.
Namun, hanya jamur cordyceps sinensis yang secara resmi tercatat sebagai obat herbal sejak 1964. Cordiceps memiliki nama lain dongchong xiacao atau ‘rumput musim panas cacing musim dingin’.
Jamur ini justru digunakan sebagai obat tradisional di Cina. Jamur ini menginfeksi larva dan mengubahnya menjadi sklerotium. Jamur ini dapat menghentikan pendarahan, menghilangkan dahak, mengobati kelelahan, batuk, asthenia, gagal ginjal, dan lain sebagainya.
Ekosistemnya sempat menurun karena ditetapkan pembatasan habitat atas eksplorasi yang berlebihan. Bahkan harganya sempat melonjak naik hingga US$25.000 pada 2007 silam.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma