Suara.com - Rizky Billar pamer beli tanah secara tunai menjadi perbincangan. Benarkah tanda sedang butuh pengakuan setelah disindir numpang hidup pada Lesti Kejora? Simak penjelasan psikolog berikut ini.
Rizky Billar baru-baru ini memamerkan dirinya membeli tanah seluas 1.300m2 untuk Lesti Kejora di media sosial Instagram.
“Alhamdulillah baru selesai balik nama,seneng rasanya bisa satu persatu mewujudkan mimpi istri termasuk punya tanah 1300m di Jaksel(alhamdulillah TIDAK RIBA),” tulis Rizky Billar dalam caption unggahan akun Instagramnya, Minggu (22/1/2023).
Tidak hanya itu, Rizky Billar juga membuat caption sindiran kalau dirinya hanya numpang hidup tetapi dalam membeli berbagai barang dengan harga yang fantastis.
“Walaupun kalau dipikir-pikir ga nyangka juga sebenarnya karna gw hanya bermodal numpang hidup sama Lesty Kejora eh ternyata gw bisa beliin istri ini itu ini itu. Padahal baru numpang hidup belum sampe 2 tahun,tahu gitu dari dulu gw numpang hidup ama Lesti,” tulis Rizky Billar.
Unggahan Rizky Billar tersebut lantas menuai pro dan kontra dari warganet. Beberapa menilai kalau Rizky Billar justru terlalu pamer harta kekayaannya. Ada juga yang menuliskan kalau Rizky Billar tidak perlu melakukan hal tersebut.
Namun, sebenarnya apa sih alasan seseorang memilih membalas dengan menunjukkan kelebihannya? Apakah hal ini bisa membuatnya merasa lega dan puas?
Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi., menjelaskan, dengan membalas orang ini dapat menjadi bentuk pencarian validasi. Biasanya, setelah melakukannya, orang tersebut akan menjadi lebih lega.
“Pada dasarnya efek setelahnya ketika menunjukkan kelebihannya ini berbeda-beda setiap orang. Meski umumnya memberikan efek langsung jangka pendek pada individu yang bersangkutan adalah perasaan lega,” jelas Veronica saat dihubungi Suara.com, Senin (23/1/2023).
Sementara itu, untuk menunjukkan kemampuannya agar diakui ini biasanya tergantung apa yang dibutuhkan. Dalam artian, kalau mereka merasa tidak dilihat, makan orang tersebut akan berusaha menunjukkannya. Pasalnya dengan menunjukkannya itu membuat mereka menjadi lebih baik.
“Kalau yang butuh diakui atau divalidasi terkait dengan apa yang bisa dilihat maka bisa saja upaya yang dilakukan adalah dengan menunjukkan hal tersebut,” jelas Veronica.
Namun, Veronica menjelaskan, ketika hal tersebut terkait perasaan, mereka akan berusaha menceritakannya kepada orang lain.
“Sementara kalau yang butuh divalidasi adalah perasaan maka biasanya yang dilakukan adalah dengan menceritakan sudut pandangnya,” pungkasnya.