Suara.com - Presiden Joko Widodo disebut telah menjadi pemimpin seperti Firaun. Hal tersebut diucapkan oleh budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.
Dalam video ceramah yang tersebar di media sosial, Cak Nun juga menyebut Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai Haman.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Karun yang namanya Antoni Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan haman yang namanya Luhut," ujar Cak Nun dalam potongan video yang beredar.
Tak berlangsung lama, Cak Nun langsung menyampaikan permohonan maaf melalui video yang diunggah ke kanal YouTube resminya. Dalam video berdurasi 2 menit 46 detik itu, Cak Nun menyebutkan, kalau dirinya sudah disidang oleh keluarganya.
"Saya baru disidang oleh keluarga, dihajar, pokoknya disalah-salahkan, digoblok-goblokin, disesat-setatin. Kenapa digoblok-gobloki, karena saya mengucapkan apa yang seharusnya tidak saya ucapkan," ujar Cak Nun dikutip dari video tersebut, Rabu (18/1/2023).
Seperti dikutip dari NU.ID, sejarah Islam, Firaun dikenal sebagai Raja Mesir yang dzalim bahkan mengaku sebagai Tuhan dan menolak ajaran Nabi Musa saat itu.
Lantaran kesombongannya itu, Allah menurunkan azab kepada Firaun dengan ditenggelamkan di laut merah. Kisah tersebut bahkan diceritakan dalam Al Quran surah Yunus ayat 90-91.
"Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir'aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir'aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, 'Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya)".
"Apakah (baru) sekarang (kamu beriman), padahal sungguh kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?"
Baca Juga: Dampingi Presiden RI Meninjau Alutsista, Menhan Prabowo Subianto Kemudikan Langsung Rantis Maung
Dalam tafsiran Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam Shahih Qashashil Qur'an dikatakan bahwa dalam ayat itu dipastikan bahwa Allah SWT menenggelamkan Fir'aun. Allah SWT menghempaskan gelombang ombak lautan hingga menggulung, menyeret, dan mengombang-ambing Firaun beserta semua pasukannya.
Meski begitu, sejumlah ulama juga berpendapat kalau Firaun sebenarnya bukan seorang kafir.
Salah satunya ulama Nahdlatul Ulama Kiai Husein Ilyas yang menyebut kalau Firaun sebenarnya termasuk hamba yang mukmin dan muslim. Akan tetapi mati dalam keadaan su’ul khatimah atau kondisi terburuk.
“Kata Fir artinya menjauh, 'aun artinya pertolongan Gusti Allah swt. Manusia yang tidak mau ditolong oleh Allah disebut Firaun. Kalau dilihat dari Al Quran apakah Firaun kafir? Jawabannya tidak,” jelas Kiai Husein dikutip dari situs resmi NU Online.
Pengasuh Pesantren Al Misbhar, Karangnongko, Mojokerto itu menjelaskan, Firaun termasum muslim karena ketika hendak tenggelam mengucapkan aamantu yang berarti "saya beriman".
Tapi, tidak diteruskan sampai annahu laailaaha illaa banii israail wa ana minal muslimin, karena Malaikat Jibril tidak rela jika Fir'aun menjadi muslim.
“Makanya Fir'aun ditenggelamkan di laut Merah, dimasukkan air dan pasir ke mulutnya sehingga dia tidak bisa meneruskan kalimat tersebut. Fir'aun itu manusia biasa. Tapi, memiliki kekuatan karena bertapa selama 40 tahun,” ungkapnya.
Kiai Husein melanjutkan, ketika itu Malaikat Jibril diperintah oleh Allah swt untuk menemui Firaun yang sedang bertapa. Jibril menyampaikan bahwa Allah memberi rahmat kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya serta menjadikannya ahli surga. Namun, hal itu ditolak.
“Malaikat Jibril berkata kepada Firaun, berbahagialah kamu. Kamu dikasihi Allah, dijadikan ahli surga. Lalu, Firaun menjawab bahwa dia tidak ingin surga. Tidak masalah jika masuk neraka. Penting hidup di dunia segala sesuatu yang diinginkan tercapai, seperti panjang umur dan tidak pernah sakit sama sekali,” jelas Kiai Husein.
Setelah itu, Firaun tetap diberikan oleh Allah keistimewaan, yaitu tidak ada yang berani kepadanya. Suatu hari, Firaun bertanya kepada gurunya. ‘Guru, aku sudah seperti ini, tidak ada yang berani. Kira-kira apakah ada yang bisa mengalahkan aku?’
Lalu, sang guru menjawab, 'Fir'aun, meskipun kamu tidak ada yang bisa mengalahkan, tapi kamu harus berhati-hati. Musuhmu masih jauh di langit, di bintang surya'.
Firaun pun bingung, kapan musuhnya itu turun. Sang guru menjawab belum tahu. Saat bintang surya sudah turun, lalu Firaun bertanya kepada sang guru apakah musuhnya sudah turun. Gurunya menjawab, 'musuhmu sekarang sudah turun ke jagad raya, bertempat pada seorang laki-laki dewasa'.
Karena itu pula, Firaun saat itu mengeluarkan aturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Namun, atas ketetapan Allah, Nabi Musa yang saat itu baru lahir selamat setelah orang tuanya diminta menghanyutkan anak mereka ke sungai.
Istri Firaun, Asiyah yang ternyata menyelamatkan Nabi Musa dan merawatnya hingga dewasa.