Suara.com - Sosok Firaun tengah menjadi bahan perbincangan warganet setelah budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun menyebut Jokowi sebagai Firaun dalam ceramahnya.
Dalam video ceramah yang tersebar di media sosial, Cak Nun juga menyebut Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Haman.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Karun yang namanya Antoni Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan haman yang namanya Luhut," ujar Cak Nun dalam potongan video yang beredar.
Perkataan tersebut bahkan sampai ke telinga putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Wali Kota Solo itu rupanya menanggapi ucapan Cak Nun dengan santai.
![EMHA Ainun Najib alias Cak Nun [Foto: Tangkapan layar Youtube]](https://media.suara.com/pictures/original/2023/01/18/37817-emha-ainun-najib-alias-cak-nun.jpg)
Meski begitu, Gibran mengaku dirinya dan keluarga tidak tersinggung dengan ucapan tersebut.
"Aku santai, nggak tersinggung, keluarga juga nggak tersinggung. Santai wae," terang Gibran saat ditemui, Rabu (18/1/2023).
Namun tetap saja, polemik Cak Nun menyebut Jokowi sebagai Firaun membuat bahasan menjadi melebar. Mereka memperdebatkan siapa sosok Firaun sebenarnya, yang dikenal sebagai raja yang zalim sejak ribuan tahun lalu. Untuk mengetahuinya, berikut fakta mengenai Firaun menurut Islam.
1. Namanya Diabadikan Dalam Al Quran
Firaun sendiri sesungguhnya merupakan gelar untuk para raja di Mesir Kuno. Namun, Firaun yang diabadikan oleh Al Quran sebab kekufuran dan kezalimannya adalah Firaun Ramses II (1304-1237 SM), raja pada zaman Nabi Musa AS yang sangat menentang kebenaran yang dibawa olehnya. Nama Firaun sendiri muncul di Alquran sebanyak 74 kali di 27 surat yang berbeda.
Baca Juga: Giliran Guntur Romli Disikat, Benarkah Pernah Sebut Anies Firaun? Begini Faktanya
Namun perlu diketahui suatu fakta bahwasanya Firaun percaya bahwa Nabi Musa AS adalah Rasul Allah, dan dia juga percaya bahwa Allah sebagai pencipta alam semesta. Akan tetapi karena hawa nafsunya dan merasa tersohor (dengan jabatannya sebagai raja), maka dia menolak kebenaran dan mendustakan dirinya sendiri.