"Minimnya literasi dan merasa sok lebih tahu membuat orang lain tersiksa. Merasa lebih hebat/pintar dari ahlinya. Salah satu bukti nyata bahwa SDM di Indonesia sangat RENDAH," ujar @muhdxxxxxx.
"Kalau udah gini, keluarganya yang "kekeh" ngasih obat kira-kira bakal gimana ya? nyawa anak orang menghilang gitu aja," ujar @arzxxxxxx.
Dilansir Alodokter, Sebenarnya, memberikan jamu kepada anak boleh-boleh saja, tetapi ada aturannya. Jamu jelas tidak boleh diberikan kepada anak berusia di bawah 6 bulan, karena pada usia ini anak hanya butuh nutrisi dari ASI atau susu formula.
Batasan umur anak untuk meminum jamu ditentukan berdasarkan kandungannya. Sebagian besar jamu diracik dengan lebih dari satu bahan. Inilah mengapa penting bagi Bunda untuk memilih jamu yang kandungannya jelas.
Jamu yang mengandung jahe tidak dianjurkan untuk anak usia di bawah 6 tahun. Jahe sebenarnya baik untuk pencernaan. Namun, rasa jahe yang pedas dan tajam bisa menyebabkan nyeri ulu hati pada anak, terutama bila diberikan dalam kadar yang tinggi.
Sementara untuk jamu yang mengandung kunyit, tidak dianjurkan untuk anak usia di bawah 12 tahun. Kunyit diketahui dapat mencegah penyerapan zat besi di usus. Hal ini dapat memperbesar risiko terjadinya anemia defisiensi besi pada anak, apalagi anak yang susah makan.
Untuk bahan-bahan jamu lainnya, seperti temulawak dan kencur, bukti yang menunjukkan manfaat dan efek samping penggunannya pada anak-anak masih sangat terbatas. Ditambah lagi, dosis bahan jamu di atas yang efektif dan aman untuk anak pun belum benar-benar diketahui.
Jadi, Bunda tetap disarankan untuk berhati-hati. Si Kecil mungkin bisa menyukai jamu, karena banyak jamu yang diolah dengan gula atau gula merah. Namun, jamu tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, maksimal hanya satu kali sebulan.
Baca Juga: Viral! Kisah Seorang Ibu Kehilangan Bayi Usia 54 Hari Gara-gara Dikasih Minuman Herbal Tradisional