Suara.com - Yuni Shara rupanya juga pernah menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) seperti Venna Melinda. Kekerasan yang menimpanya saat masih menikah dengan Raymond Manthey itu bahkan menyebabkan trauma bagi Yuni Shara.
Keduanya menikah pada 1993 silam. Tetapi hubungan mereka kandas saat umur pernikahannya baru 6 bulan, alasannya karena kasus KDRT.
Kekerasan yang terjadi itu bahkan mempengaruhi kehidupan seksual, hingga membuat Yuni Shara trauma hingga saat ini.
"Sangat enggak dong (menikmati). Pura-pura (menikmati). Aku enggak tau rasanya orgasme. Dulu. Terus berhubungan, itu susahnya setengah mati," ungkap Yuni Shara dikutip dari kanal Youtube Deddy Corbuzier.
Yuni Shara juga mengaku tidak merasakan kenikmatan sama sekali dengan suami pertama bahkan merambat ke suami keduanya. Meski begitu, Yuni Shara tetap menuruti keinginan sang suami.
Apa yang dialami Yuni Shara ternyata juga dialami banyak perempuan di dunia. Mereka kerap mengalami nyeri, gagal mencapai orgasme, dan ketidakpuasan lainnya.
Menurut penelitian terhadap lebih dari 1.200 orang dewasa di Inggris yang dilakukan oleh Durex, ketidaknyamanan seksual dengan berbagai tingkat mempengaruhi 73 persen perempuan.
Sepertiga mengatakan rasa sakit saat seks menyebabkan gairah seks mereka menurun. Sementara satu dari 10 perempuan mengatakan rasa tak nyaman saat seks itu kemudian memberi efek buruk pada hubungan dengan pasangan.
Temuan itu juga mengungkapkan bahwa sembilan persen perempuan telah memalsukan orgasme kepada pasangan dan 15 persen lainnya dengan sengaja memburu pasangan supaya cepat-cepat orgasme lantaran merasa tidak nyaman dan ingin seks segera berakhir.
Baca Juga: Dibongkar Hotman Paris, Venna Melinda Bayar Cicilan Ferry Irawan Tiap Bulan
Di sisi lain, hanya 57 persen laki-laki yang disurvei mengatakan bahwa mereka memerhatikan kondisi pasangannya bila merasa tidak nyaman saat berhubungan seks.
Konsultan ginekolog di The Evewell Clinic, London, Dr. Moses Batwala, mengatakan bahwa salah satu penyebab utama ketidaknyamanan seksual terhadap perempuan akibat kekeringan pada vagina. Kondisi itu memengaruhi 20 hingga 40 persen perempuan yang telah aktif secara seksual.
Batwala menjelaskan kekeringan vagina terjadi ketika ada penurunan kadar estrogen dalam tubuh perempuan. Akibatnya, dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, dan penurunan elastisitas, yang semuanya dapat membuat seks terasa tidak nyaman.
"Banyak perempuan malu berbicara tentang kekeringan vagina, bahkan dengan pasangannya. Mereka juga tidak mencari bantuan tentang kekeringan pada vagina, tetapi itu adalah gejala yang sangat umum," katanya dikutip dari The Independent.
Konsultan ginekolog Amanda Tozer menambahkan bahwa ini adalah kondisi yang paling umum dialami oleh perempuan menopause. Hormon estrogen tidak lagi diproduksi oleh ovarium ketika perempuan mencapai menopause.
Akan tetapi, perempuan yang lebih muda juga dapat mengalami kekeringan karena alasan hormon, kata Narendra Pisal, konsultan ginekolog di London Gynecology. Dia menjelaskan ini mungkin termasuk perubahan hormonal karena menyusui atau kontrasepsi progesteron.