Suara.com - Verrell Bramasta memperkirakan kalau ibunya, Venna Melinda, bisa jadi akan menikah lagi di masa depan meski mengalami KDRT dari Ferry Irawan.
Hal itu diungkapkan Verrell saat menjadi bintang tamu dalam podcast Denny Sumargo yang tayang Senin (16/1/2023).
"Mama masih mau menikah enggak sih? Ada ngobrol enggak sih kemarin?" tanya Denny penasaran.
Sambil menghela napas, Verrell Bramasta mengatakan bahwa ada kemungkinan Venna Melinda akan menikah lagi untuk yang ketiga kalinya.
"Kayaknya kalau kenal mamah ya, kayaknya sih mau, tapi enggak dalam waktu dekat ini," jawabnya.
Verrel menilai Venna Melinda bukanlah sosok wanita yang betah dengan kesendirian. Sifat ibunya itu yang ia ketahui sebagai anak.
"Karena aku tau mama. Mama itu enggak bisa sendirian juga orangnya," sambung Verrell.
Jawaban tersebut disetujui oleh adiknya Athalla Naufal. Sebagai anak, Naufal juga tidak memaksakan Venna Melinda untuk mencari pasangan lagi. Baginya, yang terpenting adalah kebahagiaan wanita 50 tahun itu.
"Yang penting dia bahagia. Karena aku rasa dengan dulu sempat tinggal sama mama di apartemen, aku, mamah, Vania, sudah cukup senang sih, menurut aku," ujar Naufal.
Baca Juga: Venna Melinda Sedikit Tenang Usai Ferry Irawan Ditahan Terkait Kasus KDRT
Bila pun Venna Melinda menikah lagi, Naufal mengaku tidak masalah asalkan ibunya itu dapat mengenal calon suami dengan baik.
Perasaan tidak ingin sendiri sering dikaitkan dengan monofobia. Gangguan psikologis itu menandakan seseorang memiliki rasa takut terhadap perasaan terisolasi, kesepian, juga kesendirian.
Dikutip dari WebMD, ada beberapa tanda seseorang mengalami monofobia. Seperti, takut dipisahkan dari satu orang tertentu, takut sendirian di rumah, takut sendirian di depan umum, takut merasa sendirian dan terisolasi, takut menghadapi situasi berbahaya sendirian, serta takut hidup sendiri.
Seseorang yang memiliki monofobia juga bisa mengalami beberapa gejala fisik, antara lain mudah berkeringat, gemetaran, menggigil, kesulitan bernapas, sensasi tersedak, peningkatan denyut jantung, mual, mulut kering, telinga berdengung, dan pusing.
Monofobia umumnya terjadi karena perasaan takut dan kecemasan yang sangat kuat, sehingga dampaknya bisa memengaruhi kualitas hidup dan rutinitas sehari-hari.
Meski seseorang memiliki tanda-tanda seperti di atas, tetap perlu pemeriksaan klinik dengan psikiater atau psikolog agar dapat diagnosis dan penanganan yang tepat.