Suara.com - Tahun Baru Imlek tidak hanya menjadi perayaan penting bagi keturunan Tionghoa. Pada momen itu juga kerap dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat dengan mengadakan pesta besar dengan berbagai hidangan.
Orang Tionghoa sering kali punya makna tertentu dalam berbagai hal. Begitu pula makanan yang dihidangkan saat Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kerap dijumpai adanya dodol China atau kue keranjang sebagai salah satu hidangan wajin saat Imlek. Kue keranjang mulai disajikan pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek.
Sebagai sesaji, kue keranjang biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah tahun baru Imlek.
Kue itu dipercaya sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga.
Baca Juga: Arti Hujan Saat Imlek, Simbol Keberuntungan hingga Dewi Kwan Im
Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun, dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Meski begitu, hidangan khas Imlek sebenarnya tidak hanya kue keranjang. Dikutip dari China Highlight, berikut hidangan yang biasanya menghiasi meja makan saat Tahun Baru Imlek:
1. Pangsit
Bentuknya yang unik menyerupai yuanbao, atau batangan emas Tiongkok, yang digunakan sebagai mata uang pada zaman kuno. Mengonsumsi lebih banyak pangsit konon akan membawa kekayaan bagi restoran tersebut.
2. Mi panjang umur atau chang shou mian
Baca Juga: 5 Fakta Lapis Legit Imlek, Makanan Khas Selain Kue Keranjang
Mi tumis ini dimaksudkan untuk membantu orang hidup lebih lama. Asalkan mi harus dimakan tanpa digigit agar tidak secara simbolis memperpendek umur seseorang.
3. Seekor ikan utuh
Kata Cina untuk "ikan" dan "kelimpahan" adalah homonim. Jadi berpesta ikan diyakini membawa lebih banyak kemakmuran dan kelimpahan.