Megawati Sering Puji Diri Sendiri, Tanda Megalomania atau Narsistik? Psikolog Ungkap Faktanya

Rabu, 11 Januari 2023 | 18:13 WIB
Megawati Sering Puji Diri Sendiri, Tanda Megalomania atau Narsistik? Psikolog Ungkap Faktanya
Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat beri sambutan dalam acara Rakernas II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). [Dok. PDIP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Kalau megalomania ini bentuknya itu lebih baiknya itu ngerasa punya power terus lebih berkuasa gitu. Terkadang akhirnya tidak realistis atau tidak nyata. Jadi sesuatu yang dibuat-buat dalam dirinya sendiri,” jelas Marissa.

Di sisi lain, Marissa menjelaskan, megalomania juga termasuk dalam gangguan psikologi, seperti bipolar, delirium, hingga delusi.

Berbeda dengan megalomania, narsistik mengarah pada seseorang yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Hal ini membuatnya menjelekkan orang lain agar selalu ingin dipandang. Hal ini membuatnya selalu ingin dipandang.

“Kalo narsistik, selain merasa dirinya lebih baik dari orang lain juga ada ciri lainnya, misalkan merendahkan orang lain, menjelekkan orang lain. selalu ingin dipuji selalu ingin dipandang. Pokoknya pusat dunianya tuh diri saya,” jelas Marissa.

“Kalo megalomania sudah tidak realistis, udah terlalu tidak nyata. Kalau narsistik ini karena ingin dipuji jadi dia melebih-lebihkan dirinya membuat-buat achievement yang biasa aja tapi dibesarin,” sambung Marissa.

Kondisi narsistik juga jika berlebihan menjadi sebuah gangguan tersendiri. Hal ini jika berlebihan bisa menjadi waham atau keyakinan.

“Narsitik ini punya spesifikasi gangguan sendiri, narisistic personality disorder. Tapi kalau narsistik semakin parah bisa juga menjadi sebuah waham,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI