4 Fakta Pura Besakih, Dibandingkan Ridwan Kamil dengan Masjid Al Jabbar karena Sama-sama Pakai APBD Rp1 T

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 06 Januari 2023 | 19:28 WIB
4 Fakta Pura Besakih, Dibandingkan Ridwan Kamil dengan Masjid Al Jabbar karena Sama-sama Pakai APBD Rp1 T
Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan di tengah situasi aktifitas Gunung Agung pada level siaga di Pura Besakih, Karangasem, Bali, Rabu (1/11).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ini ramai menjadi perbincangan warganet setelah peresmian Masjid Al Jabbar pada 31 Desember 2022 lalu. Kritikan yang banyak diterimanya membuat Ridwan Kamil membandingkan pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar dengan beberapa rumah ibadah lain, seperti pembangunan Pura Agung Besakih di Bali yang juga menelan biaya Rp 1 triliun.

Mulanya, Ridwan Kamil dikritik karena dana pembangunan masjid mewah yang berada di Bandung tersebut menghabiskan dana APBD sebesar Rp 1 Triliun.

Warganet memberikan kritik terhadap jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembangunan masjid tersebut, karena beberapa warganet berpendapat bahwa uang tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki transportasi di Jawa Barat.

Tangkapan layar cuitan Ridwan Kamil yang membandingkan pembangunan Masjid Raya Al Jabbar Bandung dengan rumah ibadah lain serta alasan Masjid Al Jabbar sampai menelan Rp1 triliun. (Twitter/@ridwankamil)
Tangkapan layar cuitan Ridwan Kamil yang membandingkan pembangunan Masjid Raya Al Jabbar Bandung dengan rumah ibadah lain serta alasan Masjid Al Jabbar sampai menelan Rp1 triliun. (Twitter/@ridwankamil)

Salah satu warganet pun memberikan kritik soal dana APBD yang digunakan untuk membangun masjid, dan menyinggung soal wakaf. Kemudian Ridwan Kamil pun mengunggah kritik tersebut dalam akun Instagramnya.

Baca Juga: Pengamat: Biaya Rp1 Triliun Terlalu Besar untuk Bangun Masjid Al Jabbar, Ini Pembelaan Ridwan Kamil

Sontak, unggahan tersebut pun menjadikan Ridwan semakin menjadi perbincangan dan penuh kritik dari masyarakat karena dinilai tidak bijak dalam menerima kritikan.

Ridwan Kamil pun terlihat memperbaiki namanya dengan mengunggah hasil kerjanya selama ia menjabat, tak henti sampai disitu, ia juga membandingkan pembangunan Masjid Al Jabbar dengan beberapa rumah ibadah yang pernah dibangun.

Salah satunya yaitu penataan Pura Agung Besakih di Bali yang menelan biaya sebesar Rp 1 Triliun.

Lantas, seperti apakah fakta-fakta Pura Besakih yang dibandingkan Ridwan Kamil soal pembangunan tempat ibadah pakai APBD Rp 1 Triliun tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

1. Kompleks Pura Terbesar yang Ada di Indonesia

Baca Juga: Kronologi Perseteruan Ridwan Kamil vs Warganet soal Hukum Bangun Masjid Pakai Dana APBD

Diketahui, Pura Besakih merupakan kompleks pura terbesar di Indonesia. Kegiatan semua pura yang ada di Bali dipusatkan di pura tersebut.

Setidaknya ada 46 pura yang dibagi menjadi tiga bagian di dalam area Pura Besakih. Pura utama yaitu Penataran Agung yang menempati bagian tertinggi dalam kompleks Pura Besakih.

2. Memiliki Arsitektur yang Menarik

Arsitektur Pura Besakih merupakan karya nenek moyang. Pura Penataran Agung unik karena mempunyai punden berundak.

Pada zaman dahulu, punden berundak ini digunakan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Punden berundak ini belum ditemukan di tempat lain di luar Indonesia.

3. Cagar Budaya

Suara.com - Pura Besakih mendapat kucuran dana dari pemerintah Rp 1 triliun lantaran merupakan Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Karangasem, Bali.

Pemerintah Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mennindaklanjuti proposal dari Pemda Bali untuk melakukan penataan komplek Pura tersebut pada tahun 2020 lalu.

4. Berkaitan dengan Gunung Agung

Diketahui, Pura Besakih merupakan bangunan sebagai lambang pemersatu dalam kehidupan masyarakat Bali yang menganut agama Hindu.

Lokasi fisik bangunan tidak sekedar tempat ibadah yang besar, tetapi juga memiliki kaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung yang dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib yang harus disembah dan juga dilestarikan.

Kompleks Pura Besakih dibangun berdasarkan pada keseimbangan alam dalam kondep Tri Hita Karana, dimana penataan bangunan Pura Besakih disesuaikan berdasarkan arah mata angin dengan tujuan struktur bangunannya bisa mewakili alam sebagai simbolisme adanya keseimbangan.

Masing-masing arah mata angin disebut dengan mandala dengan dewa penguasa yang disebut dengan "Dewa Catur Lokapala". Mandala tengah berperan sebagai poros, sehingga kelima mandala dimanifestasikan menjadi "Panca Dewata".

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI