Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dikritik karena menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD Jawa Barat mencapai Rp 1 triliun untuk pembangunan Masjid Al Jabbar.
Kritik ini berbuntut perdebatan antar netizen yang dianggap tidak menyukai masjid dan lebih menyukai isu transportasi publik di Jawa Barat yang dinilai lebih krusial.
Akibat perdebatan ini juga nama Ridwan Kamil jadi trending topic di Twitter, Jumat (6/1/2023). Isi cuitan juga masih berisi perdebatan urgensi pembangunan masjid menggunakan data APBD Jawa Barat, yang diperoleh dari hasil pembayaran pajak.
Terlepas dari perdebatan tersebut, Masjid Al Jabbar yang berada di Kecamatan Gedebage, Bandung Timur, Jawa Barat, masih jadi primadona baru liburan tahun 2023 dan libur sekolah semester ganjil masyarakat Bandung dan sekitarnya, bahkan dari berbagai daerah sekalipun.
Meski masjid ini sudah diresmikan pada Jumat, 30 Desember 2022, tapi proses pembangunannya masih di tahap penyempurnaan.
Tapi sebelum Masjid Al Jabbar, ketahui dulu fakta-fakta berdasarkan hasil penelusuran suara.com di lokasi pada Senin, 2 Januari 2023 malam lalu, sebagai berikut:
1. Belum Semua Fasilitas Berfungsi
Diresmikan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, masjid ini langsung jadi sorotan, hasilnya pengunjung yang mengunjungi masjid tersebut membludak dari segala usia.
Tapi sayangnya, karena masih di tahap penyempurnaan ada beberapa fasilitas yang belum berfungsi. Meski ada satu lift sudah berfungsi tapi ada beberapa lift yang belum berfungsi dan masih dipasang garis dilarang melintas.
Baca Juga: Prediksi Presiden 2024 Dibacakan, Fix Bukan Megawati
Meski karpet belum dipasang sempurna, tapi karena sudah ramai pengunjung, baru dua hari karpet masjid sudah kotor. Suara.com juga mendengar beberapa kali petugas melalui pengeras suara memberitahukan pada orangtua untuk tidak berlarian, karena khawatir ada pisau kecil 'cutter' yang masih tersisa.
Bahkan gulungan karpet juga masih terlihat di beberapa sudut masjid, yang asik jadi mainan anak-anak.
2. Pemasangan Eskalator Masih Proses
Saat suara.com ke lokasi, akses terbaik untuk mema
suki bagian dalam masjid dari tempat wudhu ke area salat, yaitu menggunakan tangga. Sehingga banyak lansia, yang cukup kesulitan menaikinya, ada beberapa lift sudah berfungsi tapi antriannya cukup panjang.
Berdasarkan pemantauan juga, lift di dalamnya masih proses pemasangan, sehingga belum bisa digunakan.
"Naik lift aja, nggak apa-apa ngantri juga nggak kuat naik tangganya," celetuk seorang pengunjung bernama Warsini, lansia berusia 74 tahun.
3. Area Parkir Tidak Cukup Menampung Kendaraan
Saat tiba di lokasi menjelang malam, sebelum adzan magrib menggunakan kendaraan roda empat alias mobil, pengunjung harus mengantri panjang untuk memasuki area parkiran.
Bahkan beberapa yang tidak kebagian tempat parkir, rela memarkir kendaraannya di kebun pinggir aliran air, atau di lahan pribadi milik warga yang mendadak berubah jadi parkiran.
Kondisi ini terjadi karena banyak warga, yang ingin mengejar waktu salat magrib dengan jeda yang sangat pendek. Namun setelah isya atau sekitar pukul 20.30 WIB, antrean kendaraan mulai terurai karena sebagian pengunjung yang membawa kendaraan pribadi sudah mulai meninggalkan lokasi.
4. Arena Depan yang Gelap
Karena masih dalam pembangunan, dan berada di tengah air, area depan masjid belum dipasangi lampu jalan sehingga cukup gelap, apalagi dengan jumlah pengunjung yang membludak.
Ditambah, area parkir dan lahan kebun di trotoar juga dipenuhi para pedagang kaki lima (PKL), yang cukup menambah kemacetan. Ada juga beberapa PKL yang berada di pintu kawasan masjid yang menambah kemacetan.
5. Kondisi Toilet Masih Kekurangan Air
Meski saluran air untuk wudhu cukup kencang, tapi anehnya ada beberapa toilet yang airnya tidak keluar. Hasilnya, pengunjung pilih mengambil air dari wastafel menggunakan ember, lalu dibawa ke dalam toilet untuk membersihkan.
Lantaran kekurangan air, di bagian depan juga terlihat ada toilet umum yang dibuat, dengan disampingnya mobil truk berisi tangki air, tapi hanya diperuntukan bagi pengunjung ingin buang air kecil (BAK) saja.
6. Akses Kendaraan Sangat Kecil
Masjid Al Jabbar berada di area persawahan, dimana untuk mencapainya harus melewati berbagai rumah penduduk. Tapi sayangnya aksesnya cukup sempit untuk mobil kecil dua arah, harus cukup berhati-hati.
Apalagi untuk menuju masjid dari jalan Soekarno Hatta dari arah Bundaran Cibiru harus melewati perlintasan kereta api, yang juga harus berhati-hati dan menunggu kereta lewat.
Selain itu menjelang sore hari dan bertepatan dengan jam pulang karyawan, maka polisi terpaksa melakukan rekayasa lalu lintas, karena kemacetan sudah terjadi sejak di area perempatan atau lampu merah Gedebage, Bandung, Jawa Barat.