Suara.com - Heboh dan viral di media sosial pembaca al-quran atau qoriah disawer duit di atas panggung. Hal ini membuat banyak orang geram, karena perilaku itu tidak sepatutnya dilakukan. Apa itu qiraat dan gimana sejarah tilawah alquran?
Diketahui sosok yang disawer itu adalah qoriah internasional Ustadzah Hj Nadia Hawasy. Ia yang duduk di atas panggung, melantunkan bacaan alquran dengan suara merdu di acara Maulid Nabi lalu tetiba jamaah lelaki naik ke atas panggung dan menaburkan uang ke atas kepala qoriah tersebut.
Tidak berhenti di sana, seorang ibu juga mengengamkan uang ke tangan qoriah yang masih khusu membaca ayat alquran. Tapi bukannya menghentikan aksi para pemberi uang dan saweran tersebut, penonton lain malah asik bersorak riuh.
Namun setelah video itu viral, qoriah Nadia menyampaikan klasifikasinya, bahwa saat itu ia masih dalam posisi membaca al-quran sehingga tidak mungkin berhenti, untuk melarang aksi sawer tersebut.
"Dan pada saat saya disawer itu posisinya saya masih ngaji belum selesai, tidak mungkin saya mau langsung tegur atau berhenti turun dari panggung karena itu termasuk adab dalam membaca alquran," ungkap @nadia_hawasyi6050 dalam salah satu komentar yang dibagikan Founder of Daarul Qur'an Indonesia, Ahmad Jameel di Instagram.
Mengutip Yaqeen Institute for Islamic Research, qiraat adalah ilmu yang mempelajari berbagai cara membaca alquran. Sedangkan umumnya di Indonesia, pembaca qiraat atau qiraah al quran disebut sebagai qori atau qoriah jika ia perempuan.
Lalu kegiatan membaca alquran dengan berbagai nada dan intonasi yang berbeda secara bersama-sama, disebut sebagai tilawah alquran.
Adapun seseorang dikatakan qori atau qoriah jika ia sudah menguasai berbagai metode cara baca, nada atau intonasi yang seharusnya, dan ia juga juga menerima ijazah atau lisensi seperti sertifikasi mengajar qiraat, agar ilmu ini tidak terputus sejak dipraktikkan Nabi Muhammad SAW.
Menariknya, tidak banyak yang tahu jika ada berbagai metode atau cara baca al-quran tapi juga tidak melenceng dari kaidah seharusnya, yang akan mengubah makna dan arti dari ayat al-quran yang dibacakan tersebut.
Perbedaan cara baca al-quran ini dipercaya sudah berlangsung selama masa Nabi Muhammad hidup. Saat itu cara bacanya disebut dengan ahruf yang juga masuk dalam kodeks Uthmanic.
Kodeks Uthmanic, yaitu standar bacaan al-quran yang sudah ditetapkan dan bisa dipraktikan para qori dan qoriah. Berbagai cara baca dalam kodeks Uthmanic juga dilaporkan dibacakan oleh para sahabat Nabi Muhammad, yakni Abdullah bin Mas'ud, Ibnu Abbas, Ali bin Abi Talib, Ubayy bin Ka'ab, dan Siti Aisyah (isri Nabi Muhammad).