Suara.com - Kasus Norma Risma yang diduga diselingkuhi mantan suaminya dengan ibu kandungnya sendiri belum juga usai. Baru-baru ini, mantan suami yang bernama Rozy Zay Hakiki buka suara mengenai kasusnya.
Sebelumnya, Norma Risma mengungkapkan kisahnya di podcast Denny Sumargo beberapa waktu lalu mengenai penggerebekan warga atas dugaan perzinahan. Namun, Rozy Zay Hakiki muncul dan membantah tuduhan tersebut.
Rozy Zah Hakiki mengatakan, ia kala itu ke kontrakan dengan ibu mertuanya bukan untuk berzina, melainkan untuk curhat. Ia mengaku, merasa ada yang aneh dari sifat Norma Risma. Oleh sebab itu, ia ingin curhat kepada orang tua Norma Risma sekaligus ibu mertuanya sendiri.

“Waktu ketemu di kontrakan itu sebenarnya mau ngapain,” tanya Jumadi selaku kuasa hukum Rozy, dikutip dalam potongan video yang diunggah di akun Instagram @lambe_gosipupdate, Rabu (4/1/2023).
“Mau cerita tentang NR ini, mau curhat doang sih sebenarnya enggak ada niatan apapun,” jawab Rozy Zay Hakiki.
Pernyataan Rozy Zay Hakiki itu lantas menuai kontroversi bagi warganet. Menurut beberapa warganet untuk apa curhat sampai harus mengunci pintu dan buka pakaian. Selain itu, menurut beberapa warganet tidak etis cerita mengenai pasangan dengan mertua sendiri.
Namun, bagaimana jika dilihat dari ajaran agama Islam mengenai menantu yang curhat kepada mertua tentang pasangannya sendiri?
Mengutip pernyataan Buya Yahya dalam kanal Youtube Al-Bahjah TV, pada dasarnya, seseorang curhat dengan tujuan untuk mencari solusi. Untuk itu, penting untuk mengetahui orang yang diajak curhat itu diduga bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.
“Orang menyampaikan kepada orang lain karena ingin mencari solusi, Jadi jangan bisa curhat ke siapapun lah. Kalau ingin curhat untuk cari solusi ada dengan catatan, orang yang diajak bicara dalam dugaan itu bisa menyelesaikan dan dia orang yang amanat dalam urusan yang kita bicarakan,” kelas Buya Yahya.
Baca Juga: Tak Punya Banyak Bukti, Laporan Rozy Ditolak Polda Banten
Sementara itu, untuk curhat kepada mertua pada dasarnya diperbolehkan. Hal tersebut karena mertua sudah paham mengenai anaknya sendiri. Mertua juga bisa menasihati anaknya dengan pendekatan yang baik sehingga tidak ada melukai perasaan.