Cuitan Ridwan Kamil Soal Dinamika Kritik Jadi Sorotan, Yuk Ingat Lagi Etika Berinteraksi di Media Sosial

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 04 Januari 2023 | 16:24 WIB
Cuitan Ridwan Kamil Soal Dinamika Kritik Jadi Sorotan, Yuk Ingat Lagi Etika Berinteraksi di Media Sosial
Ilustrasi media sosial (freepik.com/natanaelginting)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cuitan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah jadi sorotan. Setelah sebelumnya menyinggung netizen julid yang suka ngerujak, Ridwan Kamil kini menyinggung dinamika media sosial.

Kang Emil, begitu ia biasa disapa, menyebut kritik dan dialog adalah hal lumrah. Ia bahkan tidak menampik munculnya respons beragam dalam dialog di media sosial.

"Berinteraksi di media sosial pasti penuh dinamika. Apapun platformnya. Sukanya di Twitter silakan. sukanya di IG di tiktok silakan. Tdk ada satu platform lebih superior dari yang lain. Yg penting silakan kritisi/dialog. Dalam dialog selalu ada respon bijak, datar bahkan kasar," tulis Ridwan Kamil.

Di saat bersamaan, ia menyoroti banyaknya akun bodong dan akun palsu, yang membuat debat menjauh dari kritik dan dialog.

Baca Juga: Jadi Trending di Twitter, Perdebatan Ridwan Kamil vs Warganet Belum Usai

"Pengamatan saya, seringkali yang dibahas “too much focusing on style over substance”. Apalagi fenomena akun2 bodong atau akun nol posting selalu meriuhkan hal-hal non substanstif, Padahal substansi debatnya sudah dibahas dan saling berargumentasi dengan baik," terangnya.

Cuitan Ridwan Kamil ini mengingatkan kembali seputar pentingnya etika di media sosial. Mengutip laman Aptika Kominfo, Wakil Ketua Gerakan Nasional Literasi Digital Aniwa Wahid menjelaskan bahwa etika bermedia sosial alias netiket sama pentingnya dengan di dunia nyata.

Anita menegaskan netiket itu menunjukkan masyarakat tidak hanya sebagai individu, tetapi juga sebagai karakter bangsa Indonesia. Jangan sampai masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang sangat ramah tetapi ternyata berperilaku tidak sopan.

“Kalau mau bernetiket secara baik sebenarnya sederhana, kalau ingat tiga prinsip yang mudah untuk menjaga netiket kita. Tiga prinsip itu ialah kita perlu selalu menjunjung tinggi prinsip memanusiakan manusia lain, menjaga diri dan orang lain, dan sadar akan konsekuensi setiap perbuatan,” sambungnya.

Menurut Anita, konsekuensi penting untuk diperhatikan dan tidak bisa terbebas karena membawa dampak. Misalnya konsekuensi sosial, akibat mengunggah ujaran kebencian di media sosial.

Baca Juga: Ogah Patuh pada Ridwan Kamil soal Penyesuaian Upah Buruh, Apindo Jabar: Overlapping of Power

“Saya pesan buat warga internet bisa bersama-sama menegakkan etika dalam berinteraksi dengan orang lain, dan ada konsekuensinya baik buat diri sendiri, orang terdekat maupun orang lain. Juga menahan dan menjaga diri sebelum mengunggah atau komentar apa pun,” pungkas Anita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI