Suara.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution yang merupakan menantu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menjadi sorotan. Bobby Nasution disorot karena komentarnya tentang LGBT.
Secara terbuka Bobby Nasution ingin Kota Medan menolak perilaku LGBT setelah melihat banyak pasangan sesama jenis saat perayaan tahun baru.
Hal itu dinyatakan Bobby dalam perayaan tahun baru yang videonya diunggah di akun Twitternya pada Senin (2/1/2022).
"Medan itu multietnis dengan agama yang berbeda, itu juga yang menjadi salah satu faktor gaya bahasa anak medan unik," tulis Bobby.
Baca Juga: Hayo Siapa yang Kangen 'Ketua dari Medan' Nahyan, Lihat Nih
"Namun tidak ada satupun etnis dan agama yang memperbolehkan memiliki pasangan sesama jenis. Untuk itu Medan anti LGBT," tambahnya.
Seperti diketahui LGBT adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual dan transgender dan bersama dengan heteroseksual, mereka adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orientasi seksual atau identitas gender seseorang.
Lantas, apakah pernyataan dari Bobby termasuk sebagai bentuk homophobia atau homophobic?
Seperti dilansir dari Britanica, homophobia adalah rasa takut atau prasangka yang dihasilkan secara budaya terhadap homoseksual yang terkadang memanifestasikan dirinya dalam pembatasan hukum atau, dalam kasus ekstrim, intimidasi atau bahkan kekerasan terhadap homoseksual (terkadang disebut "gay bashing").
Istilah homofobia diciptakan pada akhir 1960-an dan digunakan secara mencolok oleh George Weinberg, seorang psikolog klinis Amerika, dalam bukunya Society and the Healthy Homosexual (1972).
Baca Juga: Ulama Purbalingga Soroti Banyaknya LGBT hingga Tingginya Angka Perceraian, Ingatkan Ini ke Bupati
Meskipun sufiks fobia umumnya menunjukkan ketakutan yang tidak rasional, dalam kasus homofobia, kata tersebut malah mengacu pada kecenderungan sikap mulai dari ketidaksukaan ringan hingga kebencian terhadap orang-orang yang tertarik secara seksual atau romantis kepada individu dengan jenis kelamin yang sama.
Homofobia adalah respons yang dikondisikan secara budaya terhadap homoseksualitas, dan sikap terhadap homoseksual sangat bervariasi antar budaya dan dari waktu ke waktu.