Mengenal Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia yang Tinggal di Gubuk Pertanian dan Sumbangkan 90 Persen Gajinya

Dinda Rachmawati Suara.Com
Rabu, 28 Desember 2022 | 11:24 WIB
Mengenal Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia yang Tinggal di Gubuk Pertanian dan Sumbangkan 90 Persen Gajinya
Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia (YouTube/KabarPedia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi dan pejabat publik selalu identik dengan gaya hidup mewah. Hal-hal yang dijalani seakan serba mudah, karena kekuasaan yang mereka miliki. Namun, tidak demikian di Uruguay, sampai Anda tahu jika ada seorang presiden yang tinggal di pertanian bobrok dan memberikan sebagian besar gajinya. 

Ia adalah Jose Mujica, yang dikenal sebagai presiden termiskin di dunia. Lelaki yang saat ini berusia 87 tahun tersebut pernah menjabat sebagai presiden ke-40 Uruguay dari 2010 hingga 2015. Saat melihat rumahnya, seperti dilansir BBC, Anda bisa melihat sebuah gubukan dengan cucian tergantung di luar rumah. 

Airnya berasal dari sumur di pekarangan yang ditumbuhi ilalang. Hanya dua petugas polisi dan Manuela, seekor anjing berkaki tiga, yang berjaga di luar. Gaya hidupnya jelas sangat berbeda dari kebanyakan pemimpin dunia lainnya. 

Presiden Mujica menghindari rumah mewah yang disediakan negara Uruguay untuk para pemimpinnya dan memilih untuk tinggal di rumah pertanian bersama istrinya, di pinggir jalan tanah di luar ibu kota, Montevideo.

Baca Juga: Sukses Mainkan Emosi Fans: Deretan Momen Paling Dramatis di Babak Grup Piala Dunia 2022

Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia (YouTube/KabarPedia)
Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia (YouTube/KabarPedia)

Mujica memang seorang mantan revolusioner dan petani, sehingga menggarap tanahnya sendiri, dan menanam bunga bersama istrinya bukan sesuatu yang baru baginya. 

Bukan cuma itu saja yang membuat publik menjulukinya sebagai presiden paling rendah hati di dunia. Ya, Mujica juga menyumbangkan sekitar 90% dari gaji bulanannya, setara dengan $12.000 (Rp187 juta) untuk amal.

"Saya telah hidup seperti ini hampir sepanjang hidup saya. Saya bisa hidup dengan baik dengan apa yang saya miliki," katanya sambil duduk di kursi tua di tamannya, menggunakan bantal yang disukai oleh anjing Manuela.

Sumbangan amalnya - yang menguntungkan orang miskin dan pengusaha kecil - kira-kira setara dengan pendapatan rata-rata Uruguay sebesar $775 (Rp12 jutaan) sebulan.

Pada 2010, deklarasi kekayaan pribadi tahunannya - wajib bagi pejabat di Uruguay - adalah $1.800 (Rp28,1 jutaan), yakni merupakan nilai Volkswagen Beetle 1987 miliknya. Tahun 2012, dia menambahkan setengah dari aset istrinya - tanah, traktor, dan rumah - mencapai $215.000 (Rp3,3 milyar). 

Baca Juga: Masih Simpan Dendam, Patrice Evra 'Like' Foto Suarez Menangis Usai Uruguay Tersingkir

Itu masih hanya sekitar dua pertiga dari kekayaan yang dinyatakan Wakil Presiden Danilo Astori, dan sepertiga dari angka yang dinyatakan oleh pendahulu Mujica sebagai presiden, Tabare Vasquez.

Terpilih pada tahun 2009, Mujica menghabiskan tahun 1960-an dan 1970-an sebagai bagian dari gerilyawan Uruguay Tupamaros, kelompok bersenjata sayap kiri yang terinspirasi oleh revolusi Kuba. 

Dia ditembak enam kali dan menghabiskan 14 tahun di penjara. Sebagian besar penahanannya dihabiskan dalam kondisi yang keras dan isolasi, sampai dia dibebaskan pada tahun 1985 ketika Uruguay kembali ke demokrasi.

Tahun-tahun di penjara, kata Mujica, membantu membentuk pandangan hidupnya. 

"Saya disebut 'presiden termiskin', tapi saya tidak merasa miskin. Orang miskin adalah mereka yang hanya bekerja untuk mempertahankan gaya hidup yang mahal, dan selalu menginginkan lebih dan lebih," katanya.

"Ini adalah masalah kebebasan. Jika Anda tidak memiliki banyak harta maka Anda tidak perlu bekerja seumur hidup seperti budak untuk mempertahankannya, dan karena itu Anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri," katanya.

"Saya mungkin tampak seperti orang tua yang eksentrik... Tapi ini adalah pilihan bebas," pungkas dia lagi 

Meski.banyak yang bersimpati dengan Presiden Mujica karena cara hidupnya, tapi ini tidak menghentikannya untuk dikritik atas kinerja pemerintah.

Oposisi Uruguay mengatakan kemakmuran ekonomi negara saat itu tidak menghasilkan layanan publik yang lebih baik di bidang kesehatan dan pendidikan, dan untuk pertama kalinya sejak pemilihan Mujica pada 2009, popularitasnya turun di bawah 50%. 

Pada 2012 dia juga mendapat kecaman karena dua langkah kontroversial. Kongres Uruguay di masa Mujica mengesahkan undang-undang yang melegalkan aborsi untuk kehamilan hingga 12 minggu. Tidak seperti pendahulunya, Mujica tidak memveto.

Dia juga mendukung debat tentang legalisasi konsumsi ganja, dalam RUU yang juga akan memberikan negara monopoli atas perdagangannya. 

"Konsumsi ganja bukanlah hal yang paling mengkhawatirkan, perdagangan narkoba adalah masalah sebenarnya," katanya. 

Namun, dia tidak perlu terlalu khawatir tentang peringkat popularitasnya - di mana dalam undang-undang Uruguay berarti dia tidak diizinkan untuk mencalonkan diri kembali pada tahun 2014. 

Selain itu, pada usia 77 tahun, dia juga pensiun dari politik. Tidak seperti beberapa mantan presiden lainnya, dia mungkin tidak merasa sulit untuk membiasakan diri dengan penurunan pendapatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI