Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan tiga tantangan yang akan dihadapi pariwsata di Indonesia pada tahun 2023. Adapun tiga tantagan tersebut berasal dari Consumer Behaviour, Rapid Exit Zero Covid Policy.
Hal itu diungkapkan oleh Sandiaga Uno saat Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2022 yang diadakan secara online, Senin, (26/12/2022). Sandiaga mengatakan bahwa peningkatan biaya hidup dan harga bahan bakar menjadi faktor penentu keputusan berwisata ke luar negeri, jumlah spending saat berwisata dan pemulihan bisnis pariwisata di tahun 2023.
"Meski demikan kita masih punya peluang. Karena wisatawan nusantara diprediksi masih akan menjadi motor utama penggerak pemulihan sektor pariwisata nasional. Ke depannya perjalanan domestik akan ditopang pergerakan Millenial dan Gen Z Dengan jenis wisata pilihannya Nature, Staycation, Culinary, City Tour, dan Culture," kata Sandiaga Uno.
Kemudian, Sandiaga Uni juga menyoroti kebijakan zero Covid-19 Policy yang diterapkan oleh pemerintah China. Seperti diketahui, sebelumnya Tiongkok merupakan salah satu negara dengan wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia
"Wisatawan Tiongkok sebagai pasar utama di Asia Pasifik juga belum dapat bebas bergerak akibat Zero Covid Policy. Namun saat ini Mobilitas di Tiongkok mulai menunjukan perubahan, akibat berkelanjutan Zero Covid Policy. Namun, tidak lama berselang setelah kebijakan pelonggaran mobilitas diberlakukan, kenaikan kasus COVID-19 kembali meningkat," ujar Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan bahwa peluangnya, saat ini perubahan masif terjadi di Tiongkok, akibatnya pelonggaran mobilitas domestik terjadi di beberapa wilayah. Minat perjalanan yang sempat tertahan cukup lama, mulai muncul kembali. Trip.com menyebutkan, semenjak 7 Desember 2022, volume pemesanan penerbangan domestik meningkat hingga 160 persen.
Tantangan selanjutnya yang diungkapkan oleh Sandiaga Uno terkait dengan kunjungan wisatawan Mancanegara. Seperti diketahui, target Wisman dibagi berdasarkan performansi dan ekstrapolasi Tahun 2022: Asean dan Eropa memegang share target paling tinggi, Adapun pasar utama yang diharapkan menjadi penyumbang Wisman protes paling besar adalah Australia, Singapura, Malaysia, India, dan Inggris.
"Peluang Potensi pemesanan tiket Wisman ke Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 123 ribu booking. Lima besar pasar Wisman hingga periode November 2023 ditempati oleh Australia, Korea Selatan, Inggris, Perancis, dan Jerman. Pasar Eropa mengisi sebesar 41,73 persen dari total booking ke Indonesia di tahun 2023. Regional seperti Oseania menyumbang 25,73 persen, Asia (di luar negara ASEAN) sebesar 21,7 persen dan negara ASEAN baru 2,43 persen," kata dia.
Baca Juga: Sandiaga Uno Dinilai Sulit Maju Pilpres 2024, Pengamat: Masih Jauh untuk Dapat Tiket 20 Persen