Suara.com - Raja Charles III dikabarkan tidak akan "menghindar" untuk berbicara tentang iman dan keragaman dalam pidatonya di Hari Natal.
Pidato perayaan Natal tahun 2022 ini akan menjadi yang pertama kali bagi Charles setelah menjadi Raja Inggris.
Berbicara kepada Sky News, Uskup Agung Angaelos dari Ortodoks Koptik Uskup Agung London mengatakan, topik tentang iman dan keragaman akan menjadi bagian utama dari pidato Raja Charles di tengah angka sensus tentang ketaatan beragama di Inggris yang justru turun dalam sepuluh tahun terakhir.
"Di lapangan, kami tahu bahwa iman dan agama, dan kepercayaan, penting bagi orang-orang. Jadi jika Raja tahu bahwa ini penting bagi orang-orang, saya pikir dia akan mengatasinya," kata Uskup Agung Angaelos, dikutip dari Mirror.
Ucapan Selamat Natal dari Raja Charles, penghargaannya atas karya komunitas Kristen dan komunitas iman di dunia, menurut Uskup Agung Angaelos, itu menjadi bukti kalau anak Ratu Elizabeth II itu tidak menghindar dari iman.
Dia menambahkan bahwa dia "yakin" publik dan semua yang mempraktikkan agama akan "puas" dengan pesannya. Raja juga akan memperhatikan perannya sebagai kepala Persemakmuran dalam pidatonya, menurut Uskup Agung.
Data sensus tahun 2021 tercatat bahwa persentase orang yang mengatakan mereka tidak beragama melonjak. Dari sekitar 25,2 persen pada tahun 2011 menjadi lebih 37,2 persen pada tahun 2021.
Tetapi seperti mendiang ibunya, Raja Charles III dianggap menganggap serius gelar Pembela Iman, yang mencerminkan perannya sebagai gubernur tertinggi Gereja Inggris.
Sebelum naik tahta, dia dikabarkan bahkan mempertimbangkan untuk mengubah gelar 'Pembela Keyakinan' untuk mencerminkan kewajiban terhadap semua agama di Inggris. Meski demikian, perubahan itu belum terjadi.
Baca Juga: Jessica Iskandar Paling Bikin Waswas, 5 OOTD Artis Rayakan Natal Bareng Keluarga