Suara.com - Di momen perayaan hari ibu pada 22 Desember 2022 kemarin, Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, M.Psi mengatakan pentingnya mental kuat untuk single mom atau ibu tunggal.
Apalagi menurut Samanta, di zaman media sosial menjadi single parent khususnya ibu tunggal di Indonesia tidak mudah, karena masih banyaknya stigma negatif terhadap mereka.
Sehingga Samanta menyarankan, agar kesehatan mental ibu tunggal terjaga, disarankan tidak terlalu memikirkan perkataan orang lain. Apalagi perkataan bukan datang dari orang terdekat, yang tidak tahu perjuangan ibu tunggal tersebut.
"Single parent jangan terlalu peduli kata orang. berat banget kalau selalu mikirin omongan orang. apalagi single parent masih dipandang negatif di Indonesia," ujar Samanta dalam acara peringatan 50 tahun kehadiran Switzal lewat Festival #MomenBondingBermakna di FX Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).
Samanta menambahkan, agar ibu tunggal tetap kuat dan selalu bersemangat disarankan saling memberi kekuatan dengan bergabung di komunitas ibu tunggal.
Di komunitas ini para ibu tunggal bisa berbagi cerita dan pengalaman untuk menghimpun kekuatan, termasuk agar bisa berdiri di kaki sendiri mendukung anaknya.
"Kumpul sama komunitas single parent, single mom bisa membuat semangat. Kita nggak ngerasa sendiri, punya teman seperjuangan," tutup Samanta.
Sementara itu mengutip Hello Sehat, Jumat (23/12/2022) menjadi single parent berarti membesarkan anak seorang diri tanpa pasangan. Jika menjadi ibu tunggal berarti, ia menjadi ayah dan ibu sekaligus.
Menjadi single parent tidak mudah, karena harus bertanggung jawab mengatur semua kebutuhan anak, termasuk harus membagi waktu antara bekerja dan mengurus kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga: Roy Kiyoshi Menangis Cuci Kaki Ibunya, Mengaku Sedih karena Sering Dihujat Netizen
Menjadi ibu tunggal berarti tidak punya pasangan yang bisa jadi tempat bertukar pikiran, atau mendiskusi masalah rumah dan keluarga sekaligus. Bahkan tidak jarang ibu tunggal juga umumnya punya kesulitan finansial.