Apa Itu Victim Blaming pada Korban Kekerasan Seksual? Ini Bahayanya

Kamis, 22 Desember 2022 | 19:00 WIB
Apa Itu Victim Blaming pada Korban Kekerasan Seksual? Ini Bahayanya
Ilustrasi perempuan korban kekerasan (Pexels/RODNAE Productions)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Victim blaming merupakan fenomena yang banyak terjadi di sekitar kita. Ini adalah situasi di mana korban kejahatan atau sebuah tragedi justru disalahkan, bahkan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang terjadi pada mereka.

Victim blaming masih sering terjadi pada kasus pelecehan seksual. Korban dituduh mengundang pelaku untuk menyerang dirinya, umumnya dengan menyoroti pakaian atau perilaku sang korban.

Fenomena victim blaming juga banyak terjadi di media sosial, salah satunya di Twitter. Saat menanggapi berita tentang kekerasan seksual, misalnya, warganet bisa saja terpecah menjadi dua kubu. Banyak warganet memberikan dukungan kepada korban, tapi ada juga malah menyalahkan korban.

Ilustrasi korban kekerasan seksual (pexels)
Ilustrasi korban kekerasan seksual (pexels)

Contoh Victim Blaming

Baca Juga: Ngaku Dilecehkan, Ahli Ungkap Putri Candrawathi Berpotensi Alami Tonic Immobility, Apa Itu?

Jika Anda masih bingung apa itu victim blaming, ada beberapa kalimat yang bisa mewakili sikap ini. Adapun komentar-komentar victim blaming terhadap korban kekerasan seksual yang banyak ditemui, antara lain:

"Siapa suruh memakai pakaian terbuka?"

"Kenapa baru lapor sekarang?"

"Kamu pasti menikmati juga, kan?"

Fenomena victim blaming sangat mungkin membuat korban tidak percaya diri dalam mengungkapkan kejahatan karena takut disalahkan dan dihakimi. Sikap menyalahkan korban ini juga dapat membuat pelaku menjadi bebas dan tidak disalahkan dalam kejadian tersebut.

Baca Juga: Aminah Cendrakasih 'Mak Nyak' Punya Riwayat Glaukoma, Sebelum Meninggal Dunia, Apa Itu?

Dampak Victim Blaming

Dilansir dari Hellosehat, victim blaming dapat membuat korban merasa diserang hingga menyebabkan gangguan mental, gangguan kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma atau PTSD.

Oleh karena itu, korban kekerasan seksual harus didampingi oleh ahli seperti psikolog untuk membantu menangani trauma yang mereka hadapi. Bagaimanapun, sangat penting untuk lebih peka terhadap kondisi korban dan tetap berada di sisi korban kekerasan seksual.

Demikian ulasan mengenai fenomena victim blaming yang kerap dialami korban kekerasan. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan Anda dan dapat lebih berempati terhadap korban kejahatan apa pun.

Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI