Infografis
Suara.com - Aktris sekaligus model Sophia Latjuba mengaku memiliki fobia naik pesawat. Hal tersebut, menurut perempuan berusia 52 tahun ini ia rasakan sejak melahirkan putri pertamanya Eva Celia.
Dalam podcast bersama Anang Hermansyah di kanal YouTube NGOBROL ASIX pada 2021 lalu, Sophia Latjuba merasa akan takut akan kematian saat menaiki pesawat dan meninggalkan anak-anaknya seorang diri.
Cerita mantan kekasih Ariel Noah tersebut pun kembali viral saat diunggah ulang oleh akun @insta_julid pada Rabu (21/12/2022).
"Masih takut naik pesawat?" tanya Anang seperti yang Suara.com kutip pada Kamis (22/12/2022).
Baca Juga: Sophia Latjuba Takut Naik Pesawat sampai Minum Obat Penenang, Ternyata Ini Pemicunya
"Masih dong. Ada beberapa hal yang gak boleh berubah dalam hidup, harus konsisten," sambung ibu dua anak tersebut.
Bahkan, karena ketakutannya tersebut, mantan istri Indra Lesmana tersebut mengungkap jika dirinya sampai pernah tak keluar dari Pulau Jawa selama 10 tahun.
"Aku ada kali 10 tahun enggak keluar dari pulau Jawa karena takut naik pesawat, phobia. Mungkin karena tiba-tiba punya anak terus naik pesawat itu, trus kalau ada apa-apa ninggalin anak, itu sejak Eva kecil, sebelumnya enggak," beber dia.
Ia juga harus minum obat penenang sebelum pesawat lepas landas. Meski demikian, Sophie tidak pernah memeriksakan kondisinya ke psikiater. Dia justru bersyukur dengan keadaan tersebut.
"Mungkin Tuhan bikin ada hikmahnya, kalau aku enggak takut naik pesawat aku udah enggak di Jakarta. Aku sudah keliling dunia, saya suka traveling," imbuhnya.
Baca Juga: Bikin Heran, Sophia Latjuba Suka Travelling Tapi Takut Naik Pesawat
Apa yang dialami Sophia Latjuba mungkim merupakan aviofobia atau fobia terhadap penerbangan. Ini adalah rasa takut yang sangat besar yang muncul setiap kali melakukan perjalanan udara, dan lebih dari sekadar perasaan tidak nyaman yang hanya sesaat.
Lantas bagaimana cara mengatasi perasaan ini, jika penerbangan adalah transportasi pilihan kita satu-satunya yang mau tak mau harus kita naiki? Dilansir Halodoc, berikut 5 cara mengatasinya.
1. Bekali Diri dengan Pengetahuan Sebelum Naik Pesawat
Kecemasan bisa berkembang karena ketidaktahuan, sehingga pikiran akan cenderung dipenuhi oleh berbagai pertanyaan “bagaimana jika nanti...?” yang mengarah pada kekhawatiran akan bencana.
Namun, bila kamu membekali diri terlebih dahulu dengan pengetahuan sebelum naik pesawat, kekhawatiran tersebut bisa dikurangi dengan fakta-fakta. Meskipun ketakutanmu mungkin tidak bisa hilang sepenuhnya, namun mencari fakta setidaknya bisa membantumu untuk mengelolanya.
2. Pisahkan Rasa Takut dari Bahaya
Seringkali, sulit untuk memisahkan kecemasan dari bahaya karena tubuh kamu bereaksi dengan cara yang persis sama terhadap keduanya. Namun, pastikan kamu melabeli ketakutan sebagai kecemasan.
Katakan pada dirimu sendiri bahwa kecemasan bisa membuat pikiran menakutkan kamu lebih mungkin muncul, dan ingatkan diri kamu bahwa merasa cemas bukan berarti kamu dalam bahaya. Yakinlah bahwa kamu ada dalam kondisi yang aman, sekalipun kamu sedang merasa cemas.
3. Lawan Kecemasan
Kecemasan mengacaukan akal sehat dan membuatmu berpikir bahwa dirimu sedang dalam bahaya padahal keadaanmu benar-benar aman. Naluri pada saat itu akan selalu memberitahumu untuk menghindari, tapi bila kamu mengikuti perasaan tersebut, kecemasan justru akan semakin kuat.
Jadi, lakukan hal sebaliknya dari apa yang diperintahkan perasaan cemas untuk kamu lakukan. Kamu harus melawan apa yang diperintahkan oleh kecemasan itu, namun terimalah ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kecemasan.
4. Yakinkan Diri Kamu Aman
Ketika turbulensi terjadi, banyak orang termasuk kamu mungkin mulai memikirkan hal-hal yang buruk. Untuk mengelola perasaan cemas tersebut, pelajari tentang pesawat terbang dan bagaimana pesawat dirancang untuk menangani turbulensi.
Berfokuslah untuk mengelola kecemasanmu, daripada memikirkan kapan turbulensi akan berakhir atau seberapa parah hal itu. Yakinkan diri kamu bahwa kamu aman.
5. Nikmati Setiap Penerbangan
Setiap momen penerbangan memberi kamu kesempatan untuk mengelola rasa takut, sehingga kamu bisa menghadapi penerbangan berikutnya dengan lebih mudah.
Jadi, nikmatilah setiap penerbangan. Tujuannya untuk melatih kembali otak kamu agar tidak terlalu peka terhadap faktor-faktor yang memicu rasa takut kamu ketika naik pesawat.
