Suara.com - Setelah resmi bercerai dengan Eryck Amaral, Aura Kasih belum memiliki pasangan kembali. Saat ini, Aura Kasih hanya hidup bersama dengan putrinya, Arabella Amaral sebagai seorang single mother.
Meski tidak memiliki masalah, Aura Kasih mengaku sering merasa iri melihat keluarga orang lain utuh. Oleh sebab itu, ia tidak segan untuk membuka hatinya kembali untuk pria yang dapat menjadi sosok suami serta ayah bagi anaknya itu.
Aura Kasih juga tidak memiliki tipe untuk calon suaminya nanti. Baginya, sosok yang bisa perhatian kepadanya dan anaknya sudah cukup. Selain itu, Aura Kasih mengaku, ia juga tidak ingin berpacaran lagi.
Menurut Aura Kasih, ketika ada pria yang mendekatinya, ia ingin langsung membicarakan hal serius. Ia tidak mau melakukan tahap pacaran lagi. Pelantun lagu Mari Bercinta ini memilih untuk ta’aruf sekaligus bentuk ibadah yang dilakukannya.
Baca Juga: Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Blak-blakan Akui Sempat Pacaran Settingan
“Aku deket sama orang bilang aku enggak mau pacaran, kalau dia siap yaudah kita nikah. Kalau di Islam nyebutnya ta’aruf. Aku mikirnya nikah untuk ibadah ya, aku yakin menempatkan Tuhan pertama itu lancar,” ungkap Aura Kasih saat diwawancarai dalam acara Talkshow Suara Hati Perempuan, Selasa (20/12/2022).
Keinginan Aura Kasih untuk ta’aruf memang kuat. Apalagi, sebelumnya ia pernah mengalami kegagalan yang membuatnya bercerai. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk ta’aruf agar hubungannya dapat berjalan lancar.
Berbicara mengenai ta’aruf, istilah ini memang sering disebutkan bagi orang-orang yang tidak ingin berpacaran. Namun, apa sih sebenarnya ta’aruf tersebut?
Melansir laman DalamIslam, ta’aruf biasa digunakan masyarakat Islam untuk saling mengenal satu sama lain. Ta’aruf biasanya dilakukan dalam bentuk silaturahmi atau berkunjung ke rumah untuk saling mengenal.
Perbedaan ta’aruf dan pacaran
Baca Juga: Denise Chariesta sebut Luna Maya dan RB Suka Kumpul Kebo Saat Pacaran
Perlu diketahui, ta’aruf dan pacaran adalah hal yang berbeda. Ta’aruf ditujukan untuk lebih mengenal dan mengetahui sifat serta kepribadian satu sama lain dengan batasan-batasan tertentu.
Sementara pacaran, lebih kepada pendekatan apakah orang tersebut memenuhi kriteria yang diinginkan. Mereka yang berpacaran juga ada yang hanya ingin mendapatkan kenikmatan sesaat. Pacaran juga meningkatkan peluang untuk melakukan maksiat atau perzinahan yang dilakukan oleh orang tersebut.
Proses ta’aruf juga tidak bisa sembarangan. Hal ini karena dibutuhkan proses serta kesiapan lahir batin pasangan untuk melakukannya. Apalagi, biasa ta’aruf diharapkan pada hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan. Oleh sebab itu, ta’aruf dilakukan jika orang tersebut siap pada jenjang selanjutnya yaitu lamaran hingga menikah.