Sementara itu, mengutip Alodokter, dr. Pratiwi Rapih Astuti Natsir menuliskan, marah sendiri terbentuk perasaan kesal, kecewa ataupun frustasi atau sakit hati terhadap suatu objek. Hal ini membuat marah memberikan dampak negatif bagi tubuh.
Ketika marah, seseorang akan melepaskan hormon yang memacu adrenalin tubuh. Pelepasan ini akan membuat tubuh merespons jantung, napas, serta keringat yang berlebih, serta perasaan lemas setelahnya.
Tidak hanya itu, perasaan marah ini juga akan melepaskan hormon kortisol yang mendorong terjadi peningkatan tekanan darah, pelebaran pupil mata serta munculnya mengalami sakit kepala atau pusing tiba-tiba. Oleh karena itu, biasanya orang yang marah akan merasa lelah setelahnya.
Marah juga meningkatkan berbagai kondisi penyakit baik hipertensi, depresi, gangguan kecemasan, masalah jantung, pencernaan dan lain-lain. Sebab tekanan yang dirasakan ini yang membuat tubuh menjadi lemas jika marah dilakukan berlebihan.