Apa Itu Workaholic? Ini Dia Gejala "Gila Kerja" dan Dampak Buruknya

Dinda Rachmawati Suara.Com
Senin, 19 Desember 2022 | 18:56 WIB
Apa Itu Workaholic? Ini Dia Gejala "Gila Kerja" dan Dampak Buruknya
Ilustrasi pasangan workaholic (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain untuk mencapai kesuksesan, bekerja sering menjadi salah satu cara untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi diri. Namun, hati-hati, ambisi dan kecanduan bekerja atau workaholic bisa sangat berbeda lho. Apa itu workaholic?

Workaholic adalah seseorang yang kecanduan kerja, atau "gila kerja", yang memiliki kebutuhan tak terkendali untuk bekerja terus-menerus. Seperti kecanduan lainnya, ini membuat mereka terus mengulangi perilaku yang membuat mereka bisa merasa "puas" saat bekerja. 

Dikutip Balducci, Spagnoli, & Clark, 2020 seperti yang dilansir Positive Psychology, sebagian besar definisi kontemporer mencirikan workaholic sebagai seseorang yang menunjukkan keasyikan atau obsesi yang problematik dan tak tertahankan terhadap pekerjaan dan yang memiliki dorongan tak terkendali untuk menginvestasikan waktu dan upaya ke dalam aktivitas kerja di luar harapan.

Orang dengan kecanduan kerja, dilansir Healthline mungkin tidak dapat menghentikan perilaku tersebut meskipun hal itu dapat memengaruhi kehidupan pribadi atau kesehatan fisik atau mental mereka secara negatif.

Baca Juga: Cinta Laura Mengaku Workaholic, Kenali Tanda-tanda Gila Kerja yang Bisa Menjadi Masalah Kesehatan Jiwa

Ilustrasi workaholic (Pixabay/ST.art)
Ilustrasi workaholic (Pixabay/ST.art)

Tanda dan gejala workaholic meliputi:

1. Bekerja berjam-jam, melebihi apa yang diharapkan atau dibutuhkan. 

2. Terus-menerus berpikir dan berbicara tentang pekerjaan. 

3. Pikiran mengganggu tentang pekerjaan ketika mencoba untuk terlibat dalam aktivitas lain. 

4. Memutar kehidupan seputar pekerjaan, seperti memprioritaskan atau mempertimbangkan jadwal kerja atau komitmen saat membuat keputusan atau rencana di luar pekerjaan.

Baca Juga: Kenang Azyumardi Azra, Anak: Ayah yang 'Workaholic', Penyayang dan Pecinta Bola

5. Kehilangan kendali subyektif, sampai pada titik di mana rasanya tidak mungkin untuk tidak terlibat dalam pekerjaan meskipun sudah mengetahui atau mengakui konsekuensi negatifnya.

6. Secara sengaja atau tidak sengaja memprioritaskan pekerjaan di atas kebutuhan dasar inti lainnya, termasuk mengurangi waktu tidur, olahraga, nutrisi yang baik, menghabiskan waktu bersama orang lain, atau melakukan hobi atau relaksasi. 

7. Kurangnya hubungan atau hobi sehat yang signifikan di luar pekerjaan.

8. Kurangnya kenikmatan dari tugas-tugas yang tidak melibatkan pekerjaan, karena merasa terlalu sibuk untuk terlibat sepenuhnya. 

9. Ketidakmampuan untuk mematikan dan memutuskan hal-hal yang nerhubungan dengan pekerjaan, ingin terus hadir, dan selalu diganggu dengan pikiran yang berkaitan dengan pekerjaan.

10. Menggunakan pekerjaan untuk menghindari atau mengatasi ketidaknyamanan yang terkait dengan hubungan, kesedihan, trauma, rasa bersalah, depresi, atau peristiwa penting dalam hidup seperti kematian atau perceraian. 

11. Kecenderungan perfeksionis, di mana memiliki standar yang sangat tinggi dipegang untuk diri sendiri dan orang lain dalam hal upaya dan kinerja kerja.

12. Obsesi dengan kesuksesan terkait pekerjaan, sering mengalami paranoia atau ketakutan yang intens akan kegagalan kerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI