Suara.com - Setelah berhasil meraih gelar juara Piala Dunia 2022, Leonel Messi akhirnya dianggap menjadi pemain terbaik di dunia atau bahkan sepanjang masa, yang biasa disebut GOAT (Greatest of All Time).
Sebelum merengkuh trofi paling prestisius dalam sepak bola itu, Lionel Messi kerap dibanding-bandingkan oleh rival abadinya, Cristiano Ronaldo.
Sebelum Piala Dunia 2022, kedua mega bintang itu memiliki karier yang begitu mentereng di level klub. Hampir semua gelar, baik dalam tim maupun individu, telah mereka dapatkan.
Hanya saja, sebelum Piala Dunia Qatar 2022, Messi dan Ronaldo sama-sama belum pernah meraih trofi ajang empat tahunan itu sepanjang karier mereka di Timnas negara masing-masing. Tak heran, saat Messi akhirnya berhasil mendapatkan gelar tersebut, ia langsung disematkan sebagai GOAT dalam olahraga sepakbola.
Baca Juga: Selebrasi Tak Senonoh Emiliano Martinez yang Bagi Warganet Astaghrifullah Banget
Istilah GOAT atau greatest of all time memang tidak hanya untuk sepakbola. Julukan pemain terbaik itu diperuntukkan bagi atlet yang dianggap sebagai master tak terbantahkan dalam olahraga yang ditekuninya.
Selain bakat luar biasa, untuk dianggap sebagai GOAT, atlet tersebut juga harus mempertahankan tingkat pencapaian tinggi yang konsisten.
Dikutip dari Goal, istilah GOAT dipopulerkan pada abad ke-20 oleh juara tinju kelas berat Muhammad Ali. Pada tahun 1964, Muhammad Ali menyatakan dirinya "the greates" atau yang terhebat setelah mengalahkan rivalnya Sonny Liston.
Istilah itu kemudian tersemat pada Ali sepanjang karirnya. Dia juga terkenal setelah mengalahkan George Foreman dengan KO pada tahun 1974.
"Semua orang berhenti berbicara sekarang. Perhatian! Sudah kubilang, semua kritikku, aku memberitahumu semua bahwa aku adalah yang terhebat sepanjang masa ketika mengalahkan Sonny Liston," kata Ali usai pertarungan yang dijuluki 'Rumble in the Jungle' itu.
Baca Juga: "Greatest Match of All Time", Reaksi Menganga Pesepak Bola Dunia soal Argentina vs Prancis
"Sudah kubilang hari ini, aku masih yang terhebat sepanjang masa. Jangan pernah lagi mengalahkanku. Jangan pernah lagi mengatakan bahwa aku akan dikalahkan. Jangan pernah lagi menjadikanku underdog sampai aku berusia sekitar 50 tahun. Lalu kamu mungkin mendapatkanku," tutur Ali kala itu.
Seperti namanya, GOAT memang tidak hanya dianggap lebih baik dari semua orang sezamannya, tetapi juga lebih baik dari semua orang yang telah pergi sebelum mereka.