Suara.com - Karya desainer fesyen Tanah Air sudah memiliki pasarnya sendiri, seiring dengan meningkatnya jumlah middle class (kelas menengah) di Indonesia. Tak heran jika saat ini, gaya hidup tersebut telah menjadi suatu kebutuhan.
Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengatakan jika fesyen merupakan komoditi yang bisa memberikan dampak ekonomi yang baik kepada negara. Karenanya regenerasi desainer muda berbakat di Indonesia harus terus berputar.
Hal inilah yang membuat APPMI kembali menyelenggarakanYoung Fashion Designer Competition (IYFDC) yang mana merupakan ajang pencarian desainer muda berbakat dari seluruh Indonesia, yang bertepatan dengan perhelatan Indonesia Fashion Week (IFW) setiap tahunnya.
"Dengan adanya Indonesia Young Fashion Designer Competition, ini menjadi ajang yang tepat untuk menemukan bibit-bibit muda yang memiliki potensi yang dapat kami support kedepannya untuk menjadi desainer yang mumpuni," ungkap Ketua Umum APPMI Poppy Dharsono dalam konferensi pers yang digelar Kamis (15/12/2022) di Jakarta.
Baca Juga: Bukan Hanya Senior, Desainer Muda Harus Terapkan Sustainable Fashion
Dari adanya ajang kompetisi ini juga, sambung Poppy, diharapkan dapat lahir produk fesyen baru yang bukan hanya fresh tetapi juga berkualitas. Karenanya, lanjut dia dalam kompetisi ini, desainer dipastikan siap bersaing di dunia fashion. Pemenangnya juga akan mendapat banyak keuntungan yang luar biasa.
Tercatat total pendaftaran lebih dari 600 peserta, yang mengumpulkan sketsa sebanyak 160. Dari 160 itu, APPMI memilih 50 semifinalis. Dalam putaran semifinal, para peserta telah membawa karya-karyanya untuk dinilai oleh para juri.
Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia. Mulai dari DKI Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Ngawi, Samarinda, Kudus, Riau, Jepara, Blitar, Bandung, Surabaya, Denpasar, Bandar Lampung, Jambi, Gorontalo, dan masih banyak lagi.
"Dari penjurian semifinal, akan dipilih 15 orang finalis," ujar Poppy Dharsono.
Adapun poin-poin penilaian, lanjut dia mencakup keativitas dalam menciptakan desain sesuai dengan tema yang diangkat. Di tema tahun ini, Poppy mengatakan karya peserta diselaraskan dengan tema besar IFW 2023 yakni 'Sagara Dari Timur' yang mana daerah utama yang diangkat adalah Provinsi Gorontalo dengan Sulam Karawo.
Baca Juga: Terinspirasi dari Pekerja Keras, Desainer Lia Afif Hadirkan Modest Fashion Bernuansa Batik
Untuk itu, para juri akan melihat sejauh mana kreativitas para peserta dalam menggunakan sulam karawo di dalam desain-desain mereka. Selain itu, pembuatan pola, kerapihan menjahit, pengenalan mereka akan bahan dan material juga menjadi hal yang penting.
"Untuk peserta yang menerapkan praktik fashion berkelanjutan akan mendapatkan nilai tambah," ungkap Poppy.
Poppy mengatakan, mereka yang menjadi pemenang selain mendapatkan beasiswa ke Koefia Accademy Roma dan Lasalle College International Jakarta dan hadiah hiburan lainnya, mereka juga akan mendapatkan keanggotaan di APPMI secara gratis.
"Pada saat itulah mereka akan mendapatkan kesempatan untuk belajar, berlatih, dan terekspose produk-produk karya fashionnya di panggung nasional bahkan internasional," ungkapnya.
Yang paling istimewa, sambung Poppy Dharsono, mereka yang terpilih sebagai finalis akan tampil di panggung besar IFW 2023.