Perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Brigadir J Terbongkar Lewat Tes Poligraf, Seberapa Akurat Sih?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 13 Desember 2022 | 13:05 WIB
Perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Brigadir J Terbongkar Lewat Tes Poligraf, Seberapa Akurat Sih?
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dugaan Perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akhirnya terungkap. Jaksa Penuntut Umum baru-baru ini membongkar hasil tes kejujuran Putri Candrawathi dengan menggunakan tes poligraf yang hasilnya ternyata ia berbohong.

Awalnya, jaksa mencecar mengenai hubungan romantis antara Putri Candrawathi  dan Brigadir J. Putri lantas membantah hal tersebut.

"Ada hubungan lebih dari sekedar ajudan dengan atasan?" kata jaksa di ruang sidang pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).

"Yosua adalah driver saya yang saya anggap sebagai anak kami," jawab Putri Candrawathi.

Baca Juga: Denise Chariesta Bongkar Artis Indonesia hingga Lingkaran Kak Bunga Rajin Nyalurin Hasrat hingga Makan Pasangan Teman Sendiri

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Tidak ada hubungan romantis?" tanya jaksa lagi.

Tapi apa sebenarnya tes poligraf itu? Dan seberapa akurat tes poligraf

Singkatnya, tes poligraf merekam sejumlah respons tubuh yang berbeda yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang berkata jujur.

Mereka biasanya mengukur hal-hal seperti tekanan darah, perubahan pernapasan seseorang, dan keringat di telapak tangan.

"Poligraf, seperti teknik pendeteksi kebohongan lainnya, mengukur efek tidak langsung dari kebohongan," kata Dr Sophie van der Zee, yang memiliki keahlian dalam psikologi forensik dan telah meneliti penipuan selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Pakar forensik Ungkap Sejumlah Kejanggalan Pengakuan Putri Candrawathi yang Bilang Dilecehkan Brigadir J

"Tidak ada manusia yang setara dengan hidung Pinocchio," katanya. "Tetapi berbohong dapat meningkatkan stres... dan dengan teknik deteksi kebohongan, Anda dapat mengukur perubahan perilaku dan fisiologis yang terjadi saat Anda merasa stres."

Jadi tes poligraf tidak mengukur penipuan atau kebohongan secara langsung, melainkan kemungkinan tanda-tanda bahwa seseorang bisa menipu pewawancara.

Informasi ini kemudian digunakan bersama dengan semua hal lain yang diketahui tentang orang tersebut untuk membentuk gambaran yang lebih jelas tentang apakah mereka jujur atau tidak.

Poligraf telah digunakan di seluruh dunia, di negara-negara seperti Jepang, Rusia, dan China, tetapi teknologinya sebagian besar tetap sama.

"Ada wawancara pre-test yang cukup panjang yang berlangsung sekitar satu jam," kata Prof Don Grubin, yang telah melatih pemeriksa poligraf di Inggris. "Ini memfokuskan individu pada pertanyaan yang akan mereka tanyakan dan mencoba menghilangkan gangguan dari luar."

Ini diikuti dengan tes latihan, yang biasanya melibatkan sejumlah pertanyaan langsung. Tujuannya adalah untuk merilekskan individu sehingga mereka nyaman dan dapat memahami bagaimana prosesnya bekerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI