Suara.com - Dugaan Perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akhirnya terungkap. Jaksa Penuntut Umum baru-baru ini membongkar hasil tes kejujuran Putri Candrawathi dengan menggunakan tes poligraf yang hasilnya ternyata ia berbohong.
Awalnya, jaksa mencecar mengenai hubungan romantis antara Putri Candrawathi dan Brigadir J. Putri lantas membantah hal tersebut.
"Ada hubungan lebih dari sekedar ajudan dengan atasan?" kata jaksa di ruang sidang pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022).
"Yosua adalah driver saya yang saya anggap sebagai anak kami," jawab Putri Candrawathi.
![Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/11/29/10835-sidang-ferdy-sambo-putri-candrawathi.jpg)
"Tidak ada hubungan romantis?" tanya jaksa lagi.
Tapi apa sebenarnya tes poligraf itu? Dan seberapa akurat tes poligraf
Singkatnya, tes poligraf merekam sejumlah respons tubuh yang berbeda yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang berkata jujur.
Mereka biasanya mengukur hal-hal seperti tekanan darah, perubahan pernapasan seseorang, dan keringat di telapak tangan.
"Poligraf, seperti teknik pendeteksi kebohongan lainnya, mengukur efek tidak langsung dari kebohongan," kata Dr Sophie van der Zee, yang memiliki keahlian dalam psikologi forensik dan telah meneliti penipuan selama bertahun-tahun.
"Tidak ada manusia yang setara dengan hidung Pinocchio," katanya. "Tetapi berbohong dapat meningkatkan stres... dan dengan teknik deteksi kebohongan, Anda dapat mengukur perubahan perilaku dan fisiologis yang terjadi saat Anda merasa stres."