Suara.com - Selebgram Rachel Vennya kembali dihujat setelah curhat sulit melakukan co-parenting bersama mantan suaminya, Niko Al Hakim alias Okin. Kenapa lagi sih Cel?
Dalam unggahan di Instagram Story, terlihat Rachel Vennya mengungkapkan alasan meminta Okin menunda memberikan kejutan ulang tahun bagi putra mereka, Xabiru, karena sedang di luar kota menghadiri acara pernikahan sahabat. Rachel kecewa karena Okin teryata sudah lebih dulu merayakan ulang tahun Xabiru, tanpa melibatkan dirinya.
"Aku cuma pengen tiap moment abang dan adik selalu ada ayah dan bunanya ga lebih. Bukan masalah ingin dulu2an, pas ayahnya wkt itu ga bs datang aku sempetin video call karena tetap aku pengen ayahnya hadir. Aku cuma pengen kebersamaan di moment2 penting kok maaf ya kalo aku bukan ibu yang baiik," tulis Rachel membalas komentar netizen.
Ibu dua anak ini pun memberikan penjelesan lebih lanjut di Instagram Story. Ia kecewa karena Okin tidak mengabari dirinya, bahkan tidak melakukan video call saat Xabiru ultah.
Baca Juga: Rachel Vennya Tanggapi soal Tangannya Ditepis Okin: Dia Memang Dingin
"Co-Parenting itu sulit, aku mencoba bijak, cuma mungkin kali ini aku sedih banget banget banget aja, birthdays always important to me, jadi ga mungkin aku lewatin birthday abang karena hal yang cuma cuma," tulisnya.
Lalu apa sih yang dimaksud co-parenting? Laman Very Well Family menyebut co-parenting adalah istilah yang digunakan oleh orangtua yang tidak berada dalam ikatan pernikahan dan tidak tinggal bersama, untuk mendidik dan membesarkan anak. Co-Parenting lazim dilakukan pasangan yang bercerai untuk memastikan anak tumbuh sehat dan ceria serta berada di lingkungan yang baik demi masa depannya.
Tidak mudah melakukan co-parenting, sebab orangtua bisa terpengaruh oleh masalah pribadi di antara keduanya. Berikut ini sejumlah tantangan yang dihadapi orangtua yang melakukan co-parenting:
1. Tidak ada batasan jelas
Sulitnya memberikan batasan jelas dalam hubungan orangtua dan anak jadi tantangan utama dalam melakukan co-parenting. Misalnya, saat bersama ayah, anak dibolehkan makan es krim. Namun begitu pulang ke rumah ibu, anak malah dimarahi karena es krim dilarang.
Untuk mengatasinya, orangtua harus membuat kesepakatan terkait hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, agar anak tidak bingung dan malah menjadi korban.
2. Saling lempar tanggung jawab
Tantangan co-parenting lainnya adalah saling lempar tanggung jawab. Pada perceraian yang buruk, komunikasi tentang tanggung jawab bisa sangat terganggu. Akibatnya, orangtua bisa saling menyalahkan mantan pasangannya masing-masing.
Agar hal ini tidak terjadi, susun terlebih dahulu jadwal anak sebelum resmi bercerai agar ia bisa memahami siapa yang mengasuhnya dan tidak ditelantarkan.
3. Menjelekkan mantan pasangan
Pada beberapa kasus perceraian, manipulasi dari mantan pasangan bisa memengaruhi hubungan anak dengan orangtunya. Salah satu pihak bisa menyalahkan mantan pasangan, yang dianggap sebagai penyebab perceraian dan ketidakbahagiaan anak.
Ini adalah tantangan terberat saat melakukan co-parenting. Satu-satunya cara agar ini tidak terjadi adalah memastikan perpisahan Anda dan pasangan dilakukan dengan baik-baik.
Itulah tantangan co-parenting yang mungkin dialami Rachel Vennya. Bagaimana menurut Anda?