Dalam upacara panggih pun terdapat rangkaian acara yang bertujuan untuk memberi doa, baik kepada kedua pengantin dan memantapkan mereka dalam membina rumah tangga.
Uniknya orang tua pengantin tidak boleh mengikuti upacara panggih, dan dari pihak lelaki yang boleh ikut hanya pengiring dan pendamping di kanan dan kiri, dan keduanya harus berusia lebih tua dari pengantin.
Di upacara ini, pengantin akan dipertemukan secara berhadap-hadapan yang diatur dengan jarak. Mereka akan melakukan prosesi balangan gantal atau melempar gantal.
Gantal adalah daun sirih yang dilinting dengan isian bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau hitam. Pengantin lelaki akan melemparkan gantal ke dada pengantin perempuan sebagai tanda ia telah memiliki hati sang kekasih.
Setelah itu, pengantin perempuan akan melemparkan gantal ke arah lutut sang pria sebagai tanda baktinya kepada sang suami. Prosesi ini cukup menarik karena gantal yang dilempar harus tepat sasaran.
Berikutnya ada lagi ngidak tagan atau nincak endog yang berarti menginjak telur, sebagai harapan agar diberi keturunan karena telurnya harus diinjak hingga pecah, selanjutnya pengantin perempuan akan membasuh kaki pengantin lelaki, sebagai wujud bakti dan kasih sayang.