Suara.com - Setelah Erina Gudono dan Kaesang Pangarep resmi menjadi suami istri, keduanya akan menjalani upacara Panggih di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.
Seperti diketahui, keluarga Erina Gudono sudah menginap di Hotel Royal Ambarrukmo sejak Jumat malam, 9 Desember 2022. Sedangkan setelah malam siraman di Solo, keluarga Jokowi dan Kaesang sudah bertolak dan menginap di Istana Negara Yogyakarta.
Selanjutnya keluarga Jokowi akan berangkat dari istana ke Pendopo Agung sekitar pukul 12 siang, lalu melangsungkan akad nikah Kaesang dan Erina. Setelah akad nikah selesai dan keduanya resmi jadi suami istri, Kaesang dan Erina akan melakukan upacara panggih.
"Akad (nikah) terus panggih, setelah itu resepsi kecil untuk foto-foto yang hadir di sini," ujar Kaesang dalam jumpa pers usai gladi akad nikah di Pendopo Royal Ambarrukmo, Selasa, 6 Desember 2022.
Baca Juga: Tukang Becak di Solo Ketiban Rezeki Berkat Penikahan Kaesang-Erina: Sehari Bisa Dapat Rp200 Ribu
Bahkan menurut pakar tradisi Jawa dikutip suara.com dari Indosir, menyebut Kaesang akan melakukan tradisi panggih yang cukup istimewa.
"Khusus untuk panggihnya menggunakan ritual Jogja dengan jangkep," papar perempuan yang jadi salah satu panitia.
Tapi apa itu upacara panggih, dan gimana sih prosesnya?
Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), upacara panggih jadi salah satu acara puncak rangkaian pernikahan khas adat Jawa.
Panggih dilakukan setelah akad nikah dan sebelum acara resepsi atau syukuran dimulai. Panggih atau dhaup yang artinya temu.
Baca Juga: 'Sah'! Kaesang Gercep Banget Nge-Tweet Usai Resmi Jadi Suami Erina Gudono
Upacara panggih berarti pertemuan antara pengantin lelaki dan perempuan sebagai suami istri setelah sah menikah secara agama.
Dalam upacara panggih pun terdapat rangkaian acara yang bertujuan untuk memberi doa, baik kepada kedua pengantin dan memantapkan mereka dalam membina rumah tangga.
Uniknya orang tua pengantin tidak boleh mengikuti upacara panggih, dan dari pihak lelaki yang boleh ikut hanya pengiring dan pendamping di kanan dan kiri, dan keduanya harus berusia lebih tua dari pengantin.
Di upacara ini, pengantin akan dipertemukan secara berhadap-hadapan yang diatur dengan jarak. Mereka akan melakukan prosesi balangan gantal atau melempar gantal.
Gantal adalah daun sirih yang dilinting dengan isian bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau hitam. Pengantin lelaki akan melemparkan gantal ke dada pengantin perempuan sebagai tanda ia telah memiliki hati sang kekasih.
Setelah itu, pengantin perempuan akan melemparkan gantal ke arah lutut sang pria sebagai tanda baktinya kepada sang suami. Prosesi ini cukup menarik karena gantal yang dilempar harus tepat sasaran.
Berikutnya ada lagi ngidak tagan atau nincak endog yang berarti menginjak telur, sebagai harapan agar diberi keturunan karena telurnya harus diinjak hingga pecah, selanjutnya pengantin perempuan akan membasuh kaki pengantin lelaki, sebagai wujud bakti dan kasih sayang.