Suara.com - Kisah Yessi si Duta Sertifikat Rumah dengan Ryan Dono masih menjadi perhatian masyarakat hingga saat ini. Dikatakan, alasan pernikahan keduanya gagal karena keluarga Yessy menganggap Ryan Dono belum sepenuhnya mapan.
Dalam Podcast Denny Sumargo, ibunda Ryan Dono mengatakan, saat pihak keluarganya datang untuk melamar Yessy, ternyata dapat sambutan kurang baik. Padahal, sebelumnya sudah saling berkabar akan datang dengan tujuan melamar.
Namun, saat hadir rupanya keluarga Yessy tidak menyambut Ryan Dono dan ibunya dengan baik. Bahkan, saat ditanya mengenai hubungan anak-anaknya, ibunda Yessy malah meminta putrinya itu untuk merespons.
Bahkan, ibunda Yessy justru mengutarakan kalau putrinya itu masih menanggung beban adik-adiknya bersekolah karena menjadi tulang punggung keluarga. Oleh sebab itu, ibunda Yessy berharap agar putrinya itu tidak menikah dulu sebelum mengembalikan jasa orang tuanya.
Baca Juga: Ramai Peristiwa Batal Nikah Karena Sertifikat Rumah, Berapa Sebenarnya Jumlah Mahar dalam Islam?
“Jadi dia malah mengutarakan Yessy ini menanggung jawab ade-adenya. Yessy ini tulang punggung. Kalo bisa mah jangan dulu nikah kalau belum bisa mengembalikan jasa ke orangtua. Udah kuliah itu ga sedikit uang," cerita ibu Ryan Dono tentang kronologi lamaran dalam video Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo, Senin (5/12/2022).
Tidak hanya itu, ibunda Ryan Dono juga mengatakan kalau orang tua Yessy itu menyebut putranya belum mapan. Ibunda Yessy juga berharap kalau dirinya memiliki calon mantu yang sudah menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan sepatu dengan pendapatan yang lumayan.
“Dia bilang, ya mau saya itu setidaknya calon mantu yang sudah mapan, setidaknya pengen saya kartap (karyawan tetap) Changsin (perusahaan sepatu). Di situ ada perusahaan sepatu memang lumayan bonafit," sambung ibunda Ryan Dono.
Hal tersebut lantas membuatnya sakit hati akan ucapan dari ibunda Yessy. Terutama saat putranya yang disebut belum mapan padahal sudah memiliki niat baik.
Terkait mapan sendiri memang sering dijadikan patokan dalam kesiapan menikah, terutama dalam pandangan agama. Namun, sebenarnya bagaimana sih mapan dalam pandangan ajaran agama Islam?
Baca Juga: Sambil Menangis, Ibunda Ungkap Alasan Pengantin Ryan Dono Diganti: Saya Malu
Mengutip kanal Youtube Amazing People, ustaz Iwan Januar mengatakan, dalam Islam mapan memiliki standarnya sendiri. Ia menjelaskan, pihak pria ada kewajiban mencari nafkah tidak hanya untuk istri, anak-anak, orang tuanya, serta saudara kandung yang belum punya pekerjaan.
Hal ini dijelaskan dalam potongan surat Al-Baqarah yang memiliki arti “...Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf...” (Q.S Al-Baqarah ayat 233).
Ustaz Iwan Januar menjelaskan, dalam ayat tersebut menandakan kemapanan dalam Islam yaitu para suami harus bisa memenuhi kebutuhan pokok istrinya dan keluarga. Dalam Islam juga, suami batasan memberi nafkah itu sebisa yang dia berikan dan tidak ada ukurannya. Selama nafkah diberikan, itu sudah menjadi tanda kemapanan.
“Jadi Nabi SAW saat ditanya apa hak istri dari suami yaitu dia bisa memberikan sandang, pangan, papan, kalau bicara mapan mengikuti kemampuan suami. Ketika suami bisa memberikan hunian yang lapang, bisa memberikan nafkah yang berlimpah, itu adalah rezeki dari Allah SWT,” jelas ustaz Iwan Januar.
“Namun ketika Allah menguji kita dalam perkara ma’ruf-nya kita belum bisa memenuhi standar kehidupan masyarakat, tapi kita bisa mengikhtiarkan, itu tidak ada persoalan, karena batasan mapan bukan dilihat dari apakah UMR, UMK, bukan, tapi dilihat dari bagaimana dia (suami) bisa memberikan nafkah,” pungkas ustaz Iwan Januar.