5 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan dan Solusinya

Minggu, 04 Desember 2022 | 12:00 WIB
5 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan dan Solusinya
Ilustrasi perempuan memakai skincare untuk perawatan wajah. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika ingin mendapatkan kulit sehat dan bersinar, buka berarti Anda harus menggunakan skincare sebanyak-banyaknya. Sebab, penggunaan beberapa bahan skincare yang bersamaan justru bisa membahayakan kulit wajah Anda.

Lantas, bahan skincare apa saja yang sebaiknya tidak digunakan di waktu yang sama? Bagaimana solusinya?

Apa Saja Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan?

Supaya niat membuat kulit sehat Anda tidak berbalik menjadi petaka, sebaiknya cari tahu dulu bahan skincare apa saja yang tidak disarankan digunakan secara bersamaan. Dilansir dari laman well and good dan everyday health, berikut beberapa daftarnya!

Baca Juga: Bikin Wajah Rileks dan Skincare Cepat Meresap, Yuk Lakukan Pijat Wajah di Rumah!

1. Retinoid atau retinol dengan alpha hydroxy acid (AHA)

Retinoid dan AHA sama-sama keturunan vitamin A. Kedua bahan skincare tersebut bagus untuk anti-penuaan karena mempercepat pergantian sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen untuk mencerahkan kulit.

Meski begitu, penggunaan secara bersamaan tidak disarankan. Sebab, kulit akan lebih mudah teriritasi. Jika memiliki kulit sensitif, kulit Anda mungkin menjadi merah bahkan terkelupas. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakannya dengan cara selang-seling dari hari ke hari.

2. Copper peptide dan vitamin C

Penggunaan copper peptide atau peptida tembaga dalam skincare semakin populer berkat kemampuannya merangsang peremajaan kulit. Namun pastikan Anda tidak menggunakannya bersama dengan vitamin C.

Baca Juga: 5 Khasiat Vitamin C Bagi Kesehatan Kulit, Salah Satunya Bisa Melembabkan

Copper peptide dan vitamin C yang digunakan bersamaan akan mengurangi efektivitas keduanya, terutama sifat antioksidan pada vitamin C. Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan selang-seling untuk skincare pagi dan malam.

3. Asam salisilat dengan retinoid atau retinol

Saat garis-garis halus muncul, Anda mungkin akan direkomendasikan memakai retinoid. Di sisi lain, Anda mungkin juga tertarik dengan penggunaan asam salisilat yang mampu mempercepat proses pergantian kulit dan membersihkan pori-pori.

Sayangnya, kandungan skincare ini termasuk yang tidak boleh dipakai bersamaan. Sebab, keduanya bisa membuat kulit wajah Anda kering.

Saat kulit berada dalam kondisi over dying, iritasi akan mudah terjadi. Produksi minyak juga akan meningkat dan menyebabkan jerawat. Oleh karena itu, coba gunakan salisilat pada pagi hari dan retinoid di malam hari.

Ilustrasi menggunakan retinol untuk perawatan wajah (Pexels/Radiance Beauva)
Ilustrasi menggunakan retinol untuk perawatan wajah (Pexels/Radiance Beauva)

4. Retinoid atau retinol dengan vitamin C

Vitamin C adalah bahan skincare yang dapat bekerja dengan baik pada lingkungan pH asam. Sementara itu, retinol akan bekerja pada pH yang lebih tinggi atau basa. Menggunakan retinoid dan vitamin C pada satu waktu hanya akan membuat kedua bahan tersebut bekerja tidak maksimal.

Sebagai gantinya, gunakan retinol di malam dan vitamin C di siang hari. Waktu pemakaian ini sangat penting karena retinol justru bisa rusak saat terkena sinar matahari, sementara sifat antioksidan vitamin C akan melindungi kulit dari sinar matahari.

5. Benzoil peroksida dengan retinoid atau retinol

Penggunaan skincare berbahan retinoid memang perlu hati-hati. Hindari untuk menggunakan skincare ini dengan benzoil peroksida. Sebab benzoil peroksida dapat menonaktifkan molekul retinoid.

Dengan begitu, Anda yang berniat menggunakan retinoid untuk obat jerawat atau penghilang garis halus justru tidak akan bisa mendapatkan manfaatnya. Sebagai alternatif, gunakan benzoil peroksida di pagi hari sementara retinol di malam hari.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI