Suara.com - Aktris Arawinda Kirana disebut playing victim oleh warganet setelah agensinya Kite Entertainment mengeluarkan siaran pers terkait kasus perselingkuhan yang diduga dilakukan bintang film Yuni tersebut dengan suami orang.
Bukannya menyelesaikan masalah, siaran pers tersebut rupanya malah memperkeruh keadaan. Isinya justru menyebut jika Amanda Zahra, istri sah dari lelaki yang diduga memiliki hubungan dengannya melakukan KDRT terhadap suaminya, bahkan anaknya sendiri.
"Saat bertemu, pria tersebut selalu bercerita mengenai kesedihannya, mengenai rumah tangganya yang hancur, KDRT yang dialami dirinya dan bayinya, serta menunjukkan bekas cakaran dari istrinya," tulis akun Kite Entertainment di akun Instagram.
"Pria tersebut juga mengaku bahwa rumah tangganya sudah chaos hampir 5 bulan dan berpisah dengan istrinya hampir 1 bulan dan mereka berdua sepakat melakukan open relationship yang membebaskan satu sama lainnya untuk mencari pasangan lain," tambah pernyataan tersebut.
Membaca potongan pernyataan tersebut, banyak warganet merasa geram dibuatnya. Banyak yang tak menyangka jika Arawinda Kirana justru melakukan playing victim, alih-alih meminta maaf atas perbuatannya.
Parahnya lagi, tindakan tersebut malah didukung oleh agensinya, yang secara teratruktur ikut menyalahkan Amanda Zahra. Unggahan ini pun menimbulkan berbagai komentar.
"Menjadi playing victim dan victim blaming tidak akan membuat keadaan berbalik, semua ada fasenya, dan tentunya Tuhan akan bertindak sesuai dengan perilakumu sendiri," tulis @muhamxxxxxxx.
"Yang boneng aje baru lahiran, sleep deprived, lagi ngalamin post partum depression ya masa iya kepikiran buat open relationship? Bisa mandi dan makan dengan tenang aja udah syukur alhamdulillah ya ges ya," kata @gaaaxxxxxx.
"Ngarang juga ga logis. Mana ada ayah liat anak bayinya kena kekerasan/abuse malah selingkuh, bukan lapor polisi?," tambah @rumixxxxxx.
Baca Juga: Akun Diduga Milik Ibu Korban Pelakor Tulis Pesan Ke Chicco Jerikho: Cara Kalian Kotor
"Jangan playing victim, because you are not. Apalagi framing mantan istri sebagai pelaku KDRT tanpa bukti itu pencemaran nama baik," ungkap @elinxxxxxx.
Dilansir WebMD, playing victim atau victim mentality atau mentalitas sebagai korban adalah tindakan seseorang yang menempatkan dirinya sebagai korban dan mengklaim bahwa hal buruk yang terjadi pada mereka terjadi karena faktor eksternal selain diri mereka sendiri.
Faktor itu bisa jadi orang lain, sistem, atau sesuatu di luar kendali manusia seperti nasib atau takdir. Sikap ini menjadi buruk karena orang dengan sifat ini selalu mengeluh tentang hal buruk yang terjadi pada mereka.
Orang dengan sifat playing victim selalu merasa diserang dan menganggap semua hal buruk yang terjadi pada mereka memang sengaja dilakukan untuk menyakiti mereka.
Berikut adalah tanda-tanda perilaku playing victim mengutip WebMD.
1. Selalu Menyalahkan Orang Lain Atas Kehidupannya
Orang dengan mentalitas korban selalu menganggap kehidupannya menjadi buruk karena kesalahan orang lain. Padahal bisa saja sesuatu terjadi karena kesalahannya sendiri.
2. Menganggap Hidup Tak Pernah Berpihak Padanya
Hidup ini memang sering terasa tidak adil. Tapi menganggap bahwa hidup selalu tidak berpihak padanya, atau menganggap semua orang memusuhinya, adalah tanda orang tersebut memiliki sifat playing victim.
3. Merasa Tak Berdaya Menyelesaikan Masalah
Sejatinya, semua masalah pasti ada jalan keluar. Namun, orang dengan victim mentality merasa bahwa masalahnya tidak memiliki solusi. Ia pun terjebak pada anggapan bahwa dirinya tidak mungkin menyelesaikan masalah tersebut.
4. Terjebak dalam Sikap Negatif
Orang dengan mentalitas korban merasa bahwa dirinya terjebak dalam kehidupan yang begitu-begitu saja dan memandang segala sesuatu dengan kacamata negatif.
5. Merasa Diserang Ketika Orang Ingin Membantu
Pernahkah kamu dicurhati teman soal masalahnya, lalu kamu memberikan semangat dan saran, tapi dia malah merasa tersinggung? Bisa jadi dia merasa kamu tengah menyerangnya. Orang demikian memiliki sifat playing victim.
6. Merasa Bersalah Jika Menyenangkan Diri Sendiri
Orang dengan sikap playing victim bersikap keras terhadap diri sendiri. Dia kerap merasa bersalah jika merasa senang atau ingin menyenangkan diri sendiri, karena dia terjebak pada pikiran negatif bahwa hidupnya akan selalu susah.
7. Suka Melihat Orang Lain Mengeluh
Seseorang bermental korban selalu mengeluh tentang hidupnya atau masalahnya. Karena itu, mereka merasa 'senang' jika ada orang lain yang sering mengeluh seperti mereka.
8. Sulit Introspeksi Diri dan Berubah Menjadi Lebih Baik
Kecenderungan menyalahkan orang lain atau faktor eksternal membuat orang dengan sikap playing victim mengintrospeksi dirinya sendiri. Karena itu, mereka juga sulit berubah ke arah yang lebih baik.