Suara.com - Isu perselingkuhan yang menyeret nama aktris Arawinda Kirana kembali ramai. Babak baru dengan muncul klarifikasi dari agensi Arawinda, Kite Entertainment.
Melalui agensinya, Arawinda Kirana menjelaskan hubungannya dengan suami Amanda Zahra itu hanya sebatas teman curhat. Klaimnya, hanya untuk talent development.
"Dengan menggunakan alasan sebagai 'nutrisionist-nya', pria tersebut mengajak talent kami makan malam di luar," kata agensi tersebut di Instagram, Selasa (29/11/2022).
Keduanya mulai bertemu pada April 2022. Saat pertemuan itu juga, suami Amanda curhat kepada Arawinda tentang kondisi rumahtangganya yang sedang bermasalah. Pria itu mengaku jadi korban KDRT dari Amanda dengan menunjukkan bekas cakaran sang istri.
Baca Juga: IG Chicco Jerikho Digeruduk, Dituduh Melindungi Terduga Pelakor Arawinda Kirana: Shame On You!
Melalui keterangan dari pihak Arawinda Kirana, pria itu juga berkata rumah tangganya telah hancur selama 5 bulan. Bahkan kala itu, mereka sudah sebulan pisah rumah. Selain curhat, si pria dikatakan melakukan love bombing kepada Arawinda.
"Pria itu lalu memberikan love bombing terhadap talent kami secara intensif, hampir 2 minggu. Seperti, kata-kata manis, chat, emoji flowers, love hugs (chat masih tersimpan)," lanjut surat klarifikasi tersebut.
Dalam hal ini, Arawinda Kirana mengatakan, dirinya hanya sebatas teman curhat pria beristri tersebut. Ia juga mendukung agar lelaki itu kembali pada keluarganya.
Dikutip dari Cosmopolitan, love bombing memang ditandai dengan adanya perhatian, kekaguman, dan kasih sayang yang berlebihan dengan tujuan membuat penerima merasa bergantung dan berkewajiban kepada orang tersebut.
Terapis Sasha Jackson, LCSW mengatakan bahwa taktik itu sering digunakan oleh seorang yang narsisis, pelaku kekerasan, dan bahkan penipu.
Baca Juga: Arawinda Kirana dan Jerome Kurnia Buka-bukaan Adegan Intim di Film Like and Share
Sikap love bombing itu pada awalnya bisa terasa sangat menyenangkan bagi yang menerima karena adanya dorongan hormon dopamin dan endorfin setelah menerima perhatian maupun hadiah dari pelaku.
"Anda merasa istimewa, dibutuhkan, dicintai, berharga, dan layak, yang semuanya merupakan komponen yang berkontribusi dan meningkatkan harga diri seseorang,” kata Jackson.
Setelah pelaku love bombing mendapatkan kepercayaan, penipuan, manipulasi, dan pelecehan dimulai.
“pelaku love bombing berusaha untuk segera mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang mereka kejar secara romantis dengan menampilkan citra ideal diri mereka sendiri,” kata pemilik Layanan Konseling Hati yang Disengaja Lori Nixon Bethea, PhD.
Menurut Lori, tujuan pelaku love bombing untuk meningkatkan ego mereka dengan mendapatkan kekuasaan atas apa yang dikejarnya.
Love bombing bisa dialami siapa saja, tetapi paling sering itu menjadi gejala gangguan kepribadian narsistik, kata psikoterapis Ami Kaplan, LCSW.
“Love bombing sebagian besar merupakan perilaku yang tidak disadari. Ini tentang benar-benar mendapatkan orang lain. Kemudian, ketika mereka merasa dapatkan orang tersebut dan mereka merasa aman dalam hubungan tersebut, narsisis biasanya beralih dan menjadi sangat sulit, kasar, atau manipulatif," jelas Kaplan.